Jumat 26 Apr 2019 09:17 WIB

Inovasi Kunci Hadapi Persaingan Industri 4.0

Pemerintah akan mendorong pengembangan sumber daya manusia pada 2020.

 Indonesia Innovation Award 2019
Indonesia Innovation Award 2019

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Era industri 4.0 perlu direspons oleh organisasi bisnis dan pemerintah. Adaptasi mesti dilakukan dengan menciptakan inovasi agar mampu bertahan di era persaingan industri yang kian ketat.

Menghadapi era industri 4.0 ini, Direktur Penguatan Inovasi Kemenristekdikti Jumain Appe menekankan pentingnya pengembangan sumber daya manusia, serta penelitian dan pengembangan inovasi. Kedua hal itu menjadi kunci untuk mampu bersaing di masa terkini.

"Karena itu, pemerintah akan mendorong pengembangan sumber daya manusia yang pada 2020 akan menjadi fokus utama," ujar Jumain Appe dalam acara Indonesia Innovation Award 2019 (IIA) di Jakarta.

Lalu terkait penelitian dan pengembangan inovasi, pemerintah ingin tidak sekadar melakukan penelitian, tapi melihat kebutuhannya. "Nah yang dibutuhkan industri 4.0 itulah yang langsung kita lakukan untuk menetapkan produk-produk yang akan dikembangkan dan hasilkan," ujar Jumain Appe menambahkan.

Sebagai salah satu langkah untuk memacu pemerintah dan swasta terus berinovasi, majalah Biskom dan Asosiasi Pengusaha Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (Aptiknas) memberikan apresiasi kepada pemerintah dan swasta. Apresiasi diberikan untuk keberhasilan pengembangan inovasi melalui Indonesia Innovation Award (IIA) 2019.

IIA 2019 didukung oleh Dirjen Penguatan Inovasi, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi; akademisi (ICT Institute); Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi); lembaga market research PT Alvara, serta beberapa lembaga lainnya.

Ketua Panitia Penyelenggara IIA 2019 Soegiharto Santoso mengatakan tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan daya saing perusahaan. Juga untuk mendorong produktifitas dan efisiensi perusahaan serta menumbuh kembangkan budaya inovasi dan kreatifitas.

Selain itu penyelenggara ingin memberikan apresiasi kepada korporasi yang inovatif dan memublikasikan kepada pihak-pihak terkait misalnya perusahaan, investor, lembaga keuangan, dan pemerintah. "Aptiknas sampai saat ini mempunyai 27 DPD se-Indonesia dan memiliki 3 program kerja yaitu smart city, e-commerce, dan digital talent,” ujar Soegiharto.

Selaku ketua dewan juri, Direktur Sistem Inovasi Kemenristekdikti, Ophirtus Sumule, mengatakan, panitia telah melakukan serangkaian acara untuk menentukan penerima Indonesia Innovation Award 2019. Di antaranya, shortlist perusahaan dan penyusunan kuesioner untuk peserta 5 Januari-5 Februari, pengisian kuesioner oleh kandidat pemenang 5-20 Maret.

Pemenang diputuskan lewat sidang pleno dewan panelis yang dilakukan pada 28 Maret 2019 dan 1 April 2019 di Kantor Kemenristekdikti. Pengumuman pemenang dilakukan pada 25 April 2019. Panelis juri berasal dari Kemenristekdikti, Aptiknas, Apeksi, Badan Inovasi Center (BIC), Information Communication Technology (ICT) Institute dan Dewan Riset Nasional (DRN).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement