REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Satu lagi petugas Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS) meninggal dunia di Kota Medan, akibat kelelahan dan beban kerja bertambah pasca-Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 ini. Susianto, Ketua KPPS di tempat pemungutan suara (TPS) 27 Kelurahan Tanjung Sari, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan, meninggal pada Kamis (25/4) dini hari, pukul 04.00 WIB.
Istri korban Evi Julianti, saat ditemui di rumah duka pada Kamis sore, sedang berkumpul bersama sanak saudaranya. Wajahnya terlihat lesu dengan kantung mata yang tampak membesar dan sembab. Dengan senyum di bibirnya, wanita berusia 47 tahun ini bercerita bagaimana Susianto yang dikenal sebagai sosok yang rajin dan peduli sesama ini berpulang kepada sang Pencipta.
Pria yang pada 30 April 2019 ini genap berusia 46 tahun, awalnya sempat dirawat di Rumah Sakit Adam Malik selama sembilan hari setelah pemilihan 17 April lalu. "Setelah nyoblos itulah kambuh penyakit asam lambungnya. Dia (Susianto, Red) mengeluh, sakit kali katanya, makanya langsung kami bawa ke rumah sakit. Sempat juga di USG," cerita Evi
Evi mengaku bahwa suaminya berkerja sangat keras sebelum pemilihan pada Kamis 17 April 2019 lalu. Lelah tidak menjadi halangan bagi Susianto untuk tetap bertanggung jawab atas pekerjaanya. "Kadang sampai saya marahi, tapi dia enggak peduli. Namanya juga udah tanggung jawab katanya," kata Evi
Namun, kerja keras yang dilakukan Susianto membuat dirinya harus berpulang kepada sang Pencipta dan meninggalkan Istri dan satu orang putrinya yang bernama Vria Ramadhani lebih cepat. Saat bercerita tentang suaminya, tiba-tiba Evi terdiam sejenak. Kepalanya tertunduk menatap lantai, air matanya menetes membasahi pipi tirusnya. "Sudah mau Ramadhan tapi bapak enggak ada," ucapnya, lirih sembari menyeka airmata.
Dengan begitu tegar Evi mengatakan bahwa dia sudah menerima dengan lapang dada atas kepergian suaminya. "Siapa pun yang bernyawa pasti akan kembali. Ibu cuma minta doanya supaya bapak diterima disisi Allah," ujarnya