Kamis 25 Apr 2019 06:15 WIB

Bahlil Lahadalia: Semua Orang Punya Hak Membangun Bangsa

Hipmi ingin menumbuhkan rasa kepercayaan diri anak muda untuk menjadi entrepreneur.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolanda
Ketua HIPMI Bahlil Lahadia menerima anugerah Tokoh Perubahan Republika 2018 yang diserahkan oleh Agus Harimurti Yudhoyono di Jakarta, Rabu (24/4) malam.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Ketua HIPMI Bahlil Lahadia menerima anugerah Tokoh Perubahan Republika 2018 yang diserahkan oleh Agus Harimurti Yudhoyono di Jakarta, Rabu (24/4) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam dunia ini, hanya ada dua pihak yang berhak untuk memiliki titel mabrur, yakni haji dan pengusaha. Tidak ada ketua DPR, politisi maupun menteri mabrur. Ini menjadi prinsip Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Bahlil Lahadalia yang disampaikan dalam Malam Penganugerahan Tokoh Perubahan Republika di Jakarta, Rabu (24/4). 

Pada kesempatan tersebut, Bahlil menyampaikan secuplik kehidupannya. Termasuk ketika melakukan perubahan tradisi di Hipmi yang semula memiliki image sebagai tempat berkumpulnya anak-anak pengusaha hebat menjadi milik semua orang.

Baca Juga

"Semua punya hak untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi bangsa melalui enterpreneurship," ujarnya saat memberikan sambutan.

Bahlil mengatakan, saat proses musyawarah nasional (munas) pemilihan ketum Hipmi pada akhir 2014, dirinya sempat pesimistis. Di tengah rivalnya yang berasal dari kalangan konglomerat, politisi hebat maupun jenderal, Bahlil ‘berdiri’ sebagai pemuda dari Indonesia Bagian Timur tanpa latar belakang keluarga pengusaha besar.

Rasanya sulit bagi Bahlil saat itu untuk memenangkan suara dalam munas. Ia menyebutkan dirinya sebagai anak konglomelarat yang harus bersaing dengan anak-anak konglomerat. "Sudah dari Papua, kecil, dekil pula, sulit untuk menang," tuturnya sembari tertawa.

Bahlil menuturkan, kala itu, ia mencoba untuk berkompetisi secara adil. Hasilnya, ia mampu meraih dominasi suara hingga terpilih sebagai pimpinan Hipmi sampai saat ini.

Semasa kepemimpinannya, Bahlil memiliki prinsip bahwa Hipmi bukan hanya milik sekelompok orang, melainkan siapapun yang ingin menjadi pengusaha dan berkontribusi terhadap perekonomian dalam negeri. Tidak hanya itu, Bahlil juga berupaya menyempurnakan sejarah ketum hipmi yang datang dari berbagai daerah.

Apabila deretan ketum-ketum sebelumnya sudah berasal dari Aceh sampai Sulawesi, kini giliran anak dari Indonesia Bagian Timur. "Kalau Hipmi mau jadi perekat bangsa, berikan kesempatan pada orang Timur untuk memimpin," ucapnya.

Melalui semua program yang ada, Bahlil menjelaskan, Hipmi ingin menumbuhkan rasa kepercayaan diri pada anak muda untuk menjadi entrepreneur. Sebab, kewirausahaan memberikan banyak dampak positif kepada masyarakat sekitar. Khususnya dalam menciptakan lapangan kerja yang bisa menurunkan tingkat kemiskinan.

Bahlil merupakan satu dari lima sosok yang mendapat penghargaan Tokoh Perubahan Republika 2018. Selain Bahlil, ada Rektor Universitas Pendidikan Muhammadiyah, Sorong, Papua Barat Rustamadji; Ketua Dewan Syuro Takmir Masjid Jogokariyan, Yogyakarta Ustaz HM Jazir ASP; Pendiri The Wahid Foundation Yenny Wahid, dan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement