Rabu 24 Apr 2019 20:36 WIB

Tokoh Perubahan Diharapkan Munculkan Role Model Baru

Tahun ini, ke-14 penyelengaraan Tokoh Perubahan Republika.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Dwi Murdaningsih
Tokoh Perubahan Republika
Foto: Da'an Yahya/Republika
Tokoh Perubahan Republika

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Yuliandre Darwis menghadiri malam penghargaan Tokoh Perubahan Republika 2019. Dalam kesempatan tersebut, Yuliandre mengapresiasi terselenggaranya acara yang memberikan apresiasi terhadap sejumlah tokoh yang dianggap kapabel dalam bidangnya.

Republika kembali menggelar malam penghargaan Tokoh Perubahan Republika 2019. Acara tersebut digelar di gedung Djakarta Theater, Jakarta Pusat, pada Rabu (24/4) malam. Bukan kebetulan, kali ini tema yang diambil adalah Merajut Persatuan untuk Kejayaan Bangsa dengan memberikan penghargaan kepada lima tokoh perubahan.

Baca Juga

Di antara para penerima penghargaan tersebut antara lain Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Rektor Universitas Muhammadiyah Sorong Rustamadji, Direktur Wahid Institute Yenny Wahid, Ketua Dewan Syuro Takmir Masjid Jogokariyan Ustaz Muhammad Jazir, serta pengusaha asal Papua Barat sekaligus ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Bahlil Lahadalia.

“Dengan acara ini, kita harapkan muncul role model yang dapat menjadi inspirasi bagi republik ini,” kata Yuliandre kepada Republika, di Djakarta Theater, Jakarta, Rabu (24/4).

Dia menambahkan, dengan munculnya tokoh-tokoh perubahan tersebut nantinya dapat menjadi vitamin dan energi kepada masyarakat yang dapat dicontoh. Karena, kata dia, selama ini belum ada apresiasi terhadap tokoh-tokoh yang kapabel dalam bidangnya.

Menurutnya, acara Tokoh Perubahan Republika 2019 merupakan langkah taktis dari Republika yang merupakan salah satu media yang matang secara usia serta pengalaman. Menurutnya, dengan pemberian penghargaan tersebut, Republika merupakan media yang peduli terhadap kebaikan-kebaikan yang perlu disyiarkan.

“Inilah yang harus disyiarkan, bagaimana masyarakat tahu munculnya tokoh-tokoh ini,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement