REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Marketing Manager Saung Angklung Udjo, Maulana, mengatakan angklung memiliki nilai luhur sebagai alat persatuan. Hal tersebut tercermin dalam permainan musik angklung. Saat bermain angklung, dibutuhkan kekompakan antar anggotanya.
"Angklung tidak bisa dimainkan sendiri-sendiri atau terpisah-pisah. Tapi ketika dimainkan dengan kebersamaan, kekompakan, dan persatuan akan tercipta sebuah lagu yang harmonis," kata Maulana kepada Republika, Rabu (24/4).
Selain sebagai alat pemersatu, Maulana menjelaskan angklung juga merupakan simbol perdamaian. "Malah Mang Udjo (pendiri Saung Angklung Udjo) itu punya kata-kata ingin menciptakan perdamaian dengan angklung, make the world peace with angklung," kata Maulana.
Bukti angklung merupakan simbol perdamaian adalah angklung dapat diterima dan dimainkan oleh semua kalangan. Maulana menambahkan ketika melakukan pentas di luar negeri biasanya Saung Angklung Udjo juga mengajak para penonton untuk ikut serta memainkan angklung.
"Jadi semua penonton dibagikan angklung. Angklungnya beda-beda, nadanya juga beda-beda. Tapi dengan satu komando dan kekompakan, dalam waktu lima sampai 10 menit para hadirin sudah bisa main angklung," ucapnya.
Penjelasan Maulana itu dikemukakan saat Saung Angklung Udjo mempersiapan pentas dalam acara Tokoh Perubahan Republika. Acara tersebut akan digelar di Ballroom Djakarta Theatre, Menteng, Jakarta Pusat malam ini (24/4). Dalam acara Tokoh Perubahan Republika, Saung Angklung Udjo mendatangkan 10 anggotanya. Mereka akan membawakan tiga lagu untuk memeriahkan acara tersebut.