REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) turut belasungkawa atas meninggalnya sejumlah petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang telah berjuang menyelenggarakan pemilu 2019. Partai Dakwah ini juga menyebut bahwa meninggalnya para petugas KPPS sebagai tragedi nasional.
"Ini tragedi nasional. Kita semua ikut berduka cita dengan wafatnya para pahlawan demokrasi yang telah berjuang keras menyelenggarakan pemilu," ujar Presiden PKS, Sohibul Iman, dikutip dari laman resmi partainya, Rabu (24/4).
Oleh karena, Sohibul mengajak seluruh pemangku kepentingan di negeri ini untuk sama-sama melakukan evaluasi total terkait penyelenggaraan pemilu serentak ini. Ia menilai pemilihan umum (Pemilu) serentak dengan sistem seperti sekarang ini ternyata membebani penyelenggara di tingkat bawah. Oleh karena itu, kata Sohibul, harus ada perbaikan ke depannya.
Mantan Rektor Paramadina ini juga mengusulkan agar ke depan dipikirkan terkait opsi penggunaan teknologi informasi dalam menyelenggarakan pemilu. "E-voting seperti yang sudah berjalan di India bisa jadi opsi yang bisa kita kaji bersama. Tentunya kebijakan ini butuh investasi besar baik dari sisi infrastruktur maupun SDM nya," ungkapnya.
PKS melalui presidennya telah bersilaturahim dengan keluarga almarhum Maman salah seorang saksi PKS yang meninggal saat hendak bertugas di Sukabumi, Selasa (23/4) malam. Maman mengalami kecelakaan ketika hendak bertugas menjadi saksi PKS di TPS. Selain menyampaikan dukacita ke keluarga, Sohibul Iman juga memberikan santunan kepada keluarga yang ditinggalkan.