REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Bupati Karawang, Cellica Nurachadiana, akan memberikan santunan bagi petugas KPPS yang meninggal dunia imbas dari Pemilu 2019. Santunan tersebut, akan menggunakan uang pribadinya. Mengingat, pemkab tidak mengalokasikan anggaran untuk santunan itu.
"Kami, memang ada hibah untuk kegiatakan pemilu ini. Namun, tidak menganggarkan biaya santunan bagi petugas yang meninggal dunia," ujar Cellica, melalui rilis yang diterima Republika.co.id, Rabu (24/4).
Karena itu, lanjut Cellica, dalam waktu dekat pihaknya akan mendatangi keluarga korban untuk memberikan santunan. Apalagi, petugas KPPS yang meninggal itu, merupakan pahlawan demokrasi. Mereka, gugur akibat kelelahan pascabertugas menjadi panitia pemilu.
Di Kabupaten Karawang sendiri, sambungnya, ada dua petugas KPPS yang meninggal dunia. Yaitu, Yaya Suhaya (71 tahun) anggota KPSS di TPS 04, Desa Cilewo, Kecamatan Talagasari. Serta, Agus Mulyadi, Ketua KPSS di TPS 38, Kelurahan Karawang Kulon, Kecamatam Karawang Barat.
Menurut Cellica, Pemilu 2019 ini merupakan pesta demokrasi yang terberat dibanding sebelumnya. Karena, pemilu kali ini berlangsung serentak antara pilpres dan pileg. Bahkan, waktunya dipadatkan jadi sehari.
Sehingga, beban kerja petugas KPSS sangat berat. Mereka, harus kerja keras untuk menyelesaikan tugasnya. Mulai dari pencoblosan hingga penghitungan surat suara. Bahkan, penghitungan ini dilakukan secara berjenjang, mulai dari TPS, PPS, PPK dan kabupaten. "Surat suara yang dicoblos dan dihitung ini, lebih banyak. Jadi, sangat menguras tenaga, waktu dan pikiran," jelasnya.