Selasa 23 Apr 2019 16:51 WIB

Ada 80 Bayi Gizi Buruk di Depok

Kondisi bayi AT kurus kering dengan berat hanya 5,9 kilogram.

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Andi Nur Aminah
Bayi gizi buruk (Ilustrasi)
Foto: Youtube
Bayi gizi buruk (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- RSUD Kota Depok saat ini sedang melakukan perawatan intensif di ruang isolasi terhadap bayi perempuan berusia 14 bulan, AT yang mengalami gizi buruk. "Iya, bayi AT sedang dirawat di ruang isolasi anak sejak 16 April. Bayi AT mengalami gizi buruk," ujar Humas RSUD Kota Depok, Setya Hadi di RSUD Depok, Selasa (23/4).

Hadi menambahkan, bayi AT mengalami malnutrisi (gizi buruk) dan juga mengidap berbagai macam penyakit, seperti paru-paru. "Saat ini masih dalam proses penanganan tim medis, di antaranya dokter anak dan tim gizi. Sedangkan untuk pembiayaan maupun administrasi penanganan, sudah ditanggung oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Depok dengan menggunakan bantuan sosial atau bansos untuk warga miskin," jelasnya.

Baca Juga

Kondisi Bayi AT cukup memprihatinkan, kurus kering dengan berat hanya 5,9 kilogram. Dia hanya terbaring lemah saat pertama kali ditemukan warga di rumah yang tak layak huni di kawasan RT 3/12, Kelurahan Beji, Kecamatan Beji, Depok.

"Mendapat laporan ada bayi kurang gizi, kami langsung bertindak cepat dan langsung membantu perawatan dan menjamin semua pembiayaan di RSUD Depok. Orang tua bayi AT merupakan warga prasejahtera," terang Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Depok, Sidik Mulyono.

Direktur RSUD Depok, Asloe’ah Majdri menuturkan, saat ini RSUD Depok sudah memberikan perawatan terbaik untuk pasien balita tumbuh kejar. Tim gizi dari RSUD Depok serta dokter spesialis anak sudah menangani balita tumbuh kejar dengan optimal. "Kondisi bayi AT sudah lumayan membaik, sudah mulai mau makan. Kami juga menjaga asupan nutrisi yang dikonsumsi," ungkapnya.

Ibu bayi AT, Ade Apriyanti menyampaikan terima kasih ke Pemkot Depok, karena anak keduanya ini mendapat pelayanan yang baik, dengan perawat yang ramah di RSUD Depok. "Saya dan suami hanya bekerja sebagai kuli bangunan jadi enggak mampu untuk biaya kesehatan. Alhamdulillah bisa mendapat bantuan biaya dari Wali Kota Depok. Saya berdoa anak saya sembuh dan sehat," tuturnya.

Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok, mengungkapkan, sejak Maret 2018 hingga Maret 2019 tercatat ada 80 balita terjangkit gizi buruk. "Selama setahun ini ada 80 balita di Depok yang mengalami gizi burik. Semuanya sudah kami ambil tindakan medis. Bayi AT juga sudah ditangani perawatan di RSUD Depok," ungkap Kepala Dinkes Kota Depok, Novarita.

Menurut Novarita, kasus gizi buruk terhadap balita masih menjadi masalah kesehatan di Kota Depok. Kasus gizi buruk umumnya disertai dengan penyakit seperti diare, ISPA, Tuberkulosis (TB), HIV, maupun gangguan pertumbuhan.

"Ini menjadi perhatian penuh bagi Dinkes Kota Depok dalam memberantas kasus gizi buruk. Dinkes Kota Depok sangat komperhensif dalam penanganan gizi buruk yakni memaksimalkan kinerja kader-kader posyandu untuk memantau melalui timbangan berat badan dan tinggi badan dan memberikan data balita yang mengalami gizi buruk kepada tim Tenaga Pelaksana Gizi (TPG)," paparnya.

Dia mengutarakan, tugas dari para petugas TPG adalah melakukan pemantauan langsung bagi balita-balita gizi buruk dengan memberikan makanan tambahan dan memberikan edukasi kepada orang tua penderita gizi buruk. "Dinkes Kota Depok telah mendirikan Pelayanan Perawatan Gizi Buruk Melalui Pusat Pemulihan Gizi/Theurapetic Feeding Center (TFC). Di TFC ini para balita dan ibu balita mendapatkan pengobatan gratis untuk memulihkan gizi bayi, bahkan sang ibu akan mendapatkan penggantian biaya transportasi selama perawatan balita gizi buruk," paparnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement