REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menilai Pemilu 2019 perlu dievaluasi terkait sejumlah petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) dan anggota Polri yang gugur saat melaksanakan tugas.
"Bahwa ini pemilu yang terumit, ternyata ada korbannya baik di kalangan KPPS, juga di kepolisian ada korban. Tentu harus evaluasi yang keras," kata JK usai acara silaturahim dengan pimpinan organisasi Islam dan tokoh masyarakat di rumah dinas Wapres, Jakarta, Senin malam (22/4).
Menurutnya, salah satu evaluasi yakni perlunya pemisahan antara pilpres dengan pileg sehingga beban panitia tidak terlalu berat. "Termasuk juga caleg-caleg itu tertutup. Pilih partai saja sehingga tidak terjadi keruwetan menghitung," kata JK.
Pemilu 2019 telah dilaksanakan di Indonesia pada Rabu (17/4) secara serentak baik pemilihan presiden maupun pemilihan anggota legislatif. Dalam proses tersebut terdapat beberapa petugas yang meninggal dunia saat penyelenggaraan pemilu.
Sebelumnya, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman menyebutkan hingga Senin malam, jumlah petugas KPPS yang meninggal dunia sebanyak 91 orang tersebar di 19 provinsi dan 374 petugas sakit.
Sementara jumlah polisi yang gugur dalam tugas pengamanan pemilu sebanyak 15 orang.