Senin 22 Apr 2019 18:20 WIB

Sebagian Wilayah Jawa Timur Masuki Musim Kemarau

Sebagian wilayah Jatim masih peralihan dari hujan ke musim kemarau.

Red: Nur Aini
Seorang petani mencabut rumput di sawahnya yang kering akibat musim kemarau (ilustrasi).
Foto: Antara/Arief Priyono
Seorang petani mencabut rumput di sawahnya yang kering akibat musim kemarau (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Juanda di Sidoarjo menyatakan sebagian wilayah di Provinsi Jawa Timur sudah mulai memasuki musim kemarau pada akhir April 2019.

Kasi Data dan Informasi BMKG Juanda Teguh Tri Susanto mengatakan saat ini sebagian wilayah Jatim memang sudah masuk musim kemarau dan sebagian lagi masih peralihan dari hujan ke kemarau.

Baca Juga

"Saat ini sebagian memang sudah masuk musim kemarau," katanya di Sidoarjo, Senin (22/4).

Ia mengemukakan, untuk wilayah yang memasuki musim kemarau, di antaranya di wilayah Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Gresik Jombang dan juga Mojokerto.

"Selain itu juga ada Kabupaten Probolinggo, Bondowoso dan juga Jember," ucapnya.

Ia menjelaskan, namun demikian masih ada beberapa wilayah yang masuk musim peralihan saat ini, di antaranya adalah Nganjuk, Kediri, Trenggalek, dan di Pacitan.

"Selain itu, khusus untuk wilayah Lumajang sisi selatan dan juga sebagian Banyuwangi baru akan memasuki musim kemarau pada awal Mei 2019," katanya.

Ia menjelaskan, seperti yang peringatan dini sebelumnya, pada peralihan musim seperti ini pihaknya selalu memperingatkan kemungkinan terjadinya hujan sesaat disertai dengan angin kencang.

"Hal itu merupakan kondisi yang normal di saat terjadinya peralihan musim, baik itu dari musim hujan ke kemarau ataupun dari musim kemarau menuju ke musim hujan," katanya.

Oleh karena itu, pihaknya selalu memperingatkan kepada berbagai pihak terkait adanya kemungkinan terjadinya potensi bencana alam terkait dengan fenomena tersebut.

"Intinya masyarakat juga bisa lebih waspada serta mengenali perubahan musim yang ada di lingkungannya itu," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement