REPUBLIKA.CO.ID, PADANG- Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, Senin (22/4) ini memberikan tausiyah dengan tema 'Indahnya Islam' di halaman Istana Gubernur di Kota Padang, Senin (22/4). Irwan mengajak jamaah yang terdiri dari jajaran staf ahli, asisten pada Sekretariat Pemerintah Provinsi Sumbar dan jajaran OPD Dinas Inspektorat Sumbar agar mempersiapkan diri supaya memetik banyak pahala selama bulan Ramadhan 1440 H.
Ramadhan yang hanya setahun sekali menurut Irwan harus dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh umat Islam. Kesempatan memupuk amal ibadah di bulan suci ini kata Irwan harus disyukuri karena banyak umat Islam yang usianya tidak sampai pada momen Ramadhan datang. Irwan kemudian mencontohkan mudahnya mendapat pahala di bulan suci Ramadhan. Mulai dari bangun tidur sahur sampai berbuka puasa.
Seperti sahur, setiap orang yang melaksanakan puasa jangan sampai meninggalkan sahur karena di dalam sahur itu tersimpan ‘berkah’ dan menyegerakan berbuka termasuk dalam amalan penting selama puasa.
"Apalagi disertai dengan sedekah kepada orang faqir adalah salah satu perbuatan mulia dan bermanfaat. Maka, dari sekarang siapkan harta kita untuk Ramadhan yang akan tiba," kata Irwan.
Selain itu gubernur juga mengajak kepada seluruh yang hadir untuk hindari perusak puasa, karena puasa tak sekadar menahan haus dan dahaga plus hubungan intim dengan pasangan. Namun puasa juga harus mampu membentengi diri dari pelanggaran terhadap hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT. Lalu gubernur juga menyampaikan, perbanyak membaca Alquran sama artinya membaca Kalamullah, pahalanya pun banyak.
Kemudian, kata Irwan jangan sia-siakan kesempatan ibadah malam yang pahalanya sangat banyak. Seperti Solat tarawih berjamaah dan solat-solat malam lainnya.
"Sebisa mungkin kita ikhtiar mendapatkan malam yang lebih baik dari seribu bulan yaitu Lalilatul Qadar," ucap dia.
Setelah itu Irwan melanjutkan tausiyahnya untuk membahas 'Ukuran Keberhasilan Ibadah di Bulan Ramadhan' Ia mengatakan bulan Ramadhan, sejatinya menjadikan umat muslim juga introspeksi diri, yaitu introspeksi terhadap sifat dan kelakuan yang tidak bermanfaat bagi umat.
Misalnya korupsi dan berbagai nafsu duniawi yang membawa kesengsaraan diri sendiri dan masyarakat. Pertobatan dan menahan hawa nafsu menurut Irwan dapat menjadi momentum pada bulan penuh ampunan ini. Umat Islam harus menahan hawa nafsu tidak hanya pada persoalan menahan makan dan minun, tetapi mulai dari sikap dan prilaku kita. Yang tidak kalah penting, Irwan mengingatkan agar di bulan puasa memperbanyak silaturrahim.