Senin 22 Apr 2019 07:56 WIB

Ledakan Bom di Sri Lanka, Menag: Ini Tragedi Kemanusiaan

Insiden pengeboman di sana adalah ironi.

Red: EH Ismail
Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin
Foto: Humas Kementerian Agama
Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Serangkaian ledakan bom terjadi di tiga gereja dan tiga hotel mewah di Sri Lanka. Ratusan orang dikabarkan meninggal dan lebih banyak lagi yang terluka. Ledakan itu terjadi di saat umat Kristiani di Sri Lanka sedang merayakan Hari Paskah. 

Pihak berwajib Sri Lanka kini masih mengejar pelaku kejahatan tersebut. Siapapun pelakunya, Menag Lukman Hakim Saifuddin mengecam keras peristiwa tersebut. "Itu tindakan tidak berperikemanusiaan dan sangat bertentangan dengan nilai-nilai agama," tegas Menag di Jakarta, Minggu (21/04). 

Ironi

photo
Menteri Agama, Lukman Hakim Saifudin

Dia menegaskan, insiden pengeboman di sana adalah ironi. Tragedi kemanusiaan terjadi justru di momen umat Kristiani sedang memperingati hari besar keagamaan. "Kami turut berduka. Umat kristiani diharap tabah, tapi waspada, dan tetap menjadi pembawa damai bagi sesama," lanjutnya.

Tindakan pengeboman itu jelas menyalahi ajaran agama. Sebab, tidak ada agama yang membenarkan tindak kekerasan, apapun motifnya. Menag mengajak tokoh dan umat beragama untuk mendoakan yang terbaik buat korban di Sri Lanka. Menag juga minta masyarakat untuk menahan diri dan tidak emosional. 

Saat ini, Pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri terus bekerja untuk mengetahui perkembangan kondisi di Sri Lanka, termasuk memastikan kondisi keamanan warga negara Indonesia di sana. "Mari tingkatkan kewaspadaan kita untuk terus menjaga keamanan dan kesucian rumah ibadah kita masing-masing," pesannya. 

Ia juga mengingatkan para pengguna media sosial agar tidak terpancing dan turut menyebarluaskan informasi yang belum jelas kebenarannya. 

"Hindari menebar hoax seputar tragedi Sri Lanka.  Penyebaran hoax itulah yang diharapkan pelaku untuk menebar teror dan rasa takut," tandasnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement