REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Hujan yang mengguyur deras, membuat banjir sejumlah desa dalam Kecamatan Padang Cermin dan Way Ratai, Kabupaten Pesawaran, Lampung, Ahad (21/4). Ketinggian air mencapai satu meter lebih, membuat arus kendaraan tak bisa melintas. Tercatat, seorang warga meninggal, dan kerugian perabotan rumah tangga warga terendam.
Kepala Badan Penanggulanan Bencana Daerah (BPBD) Pesawaran Mustari membenarkan banjir melanda wilayah Kecamatan Padang Cermin sejak Sabtu (20/4) hingga Ahad (21/4). “Ketinggian air satu meter lebih,” katanya, Ahad (21/4).
Ia mengatakan, hujan deras masih mengguyur wilayah Padang Cermin beberapa hari terakhir. Akibatnya, sejumlah arus kendaraan yang biasa melintas di wilayah tersebut terhenti total. Warga terpaksa diungsikan ke tempat yang tinggi menggunakan perahu karet yang dibantu Tim Reaksi Cepat Brigade Infantri 4 Marinir/BS dan petugas BPBD serta relawan lainnya.
Hingga Ahad petang, petugas masih menyalurkan logistik bahan makanan dan minuman untuk pengungsi dan korban banjir yang masih berada di lokasi. Selain itu, posko dan tim kesehatan sedang didirikan untuk menangani korban banjir yang mengalami serangan penyakit.
Seorang warga diketahui berusia 70 tahun lebih, warga Dusun Rawa Subur, Desa Padang Cermin meninggal setelah rumahnya terendam banjir. Ia diduga tidak dapat menyelamatkan diri karena air terus naik. Menurut keterangan, nenek tersebut ingin menyelamatkan barang berharga di dalam rumahnya namun ia terjatuh.
Berdasarkan keterangan yang diperoleh, sebanyak 11 desa terendam banjir dalam Kecamatan Padang Cermin. Padang Cermin berlokasi di dataran rendah, bila hujan deras turun kawasan desanya mudah banjir. Sedangkan banjir kali ini, diperkirakan terbesar dalam tahun ini mencapai dua meter.
Banjir yang melanda Kecamatan Way Ratai menimpa dua desa. Yakni, Desa Wates dan Desa Bunut. Banjir yang melanda dua desa di Way Ratai tersebut tidak terlalu parah dibandingkan dengan desa-desa di Kecamatan Padang Cermin. Banjir juga disebabkan tingginya curah hujan yang turun belakangan ini.
Ikuti Whatsapp Channel Republika