Sabtu 20 Apr 2019 05:38 WIB

PKS Peroleh Efek Ekor Jas Prabowo-Sandi

Pengamat juga menyatakan PKB mendapatkan efek ekor jas dari pencalonan Kiai Ma'ruf.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Ratna Puspita
Peneliti LSI Rully Akbar.
Foto: Republika/Bayu Adji P
Peneliti LSI Rully Akbar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Rully Akbar, menjelaskan, PKS mendapatkan efek ekor jas (coat-tail effect) dari pencalonan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2019. Perolehan suara PKS pada pemilu kali diprediksi naik siginifikan sekitar dua persen dibandingkan lima tahun lalu.

Pada hitung cepat yang dilakukan LSI Denny JA, PKS memperoleh 8,04 persen. Sebagai perbandingan, hasil hitung cepat Charta Politika juga menunjukkan PKS mendapatkan kenaikan suara, yakni pada 8,89 persen. 

Pada Pileg 2014, PKS mendapatkan 6,79 persen suara sehingga meloloskan 40 calon legislatifnya ke DPR RI. Hal itu tidak lepas dari militansi PKS yang mendukung paslon Prabowo-Sandiaga.

"Kalau kita bicara PKS, memang asosiasi paling kuat ke pemilih ketika berbicara 02 pasti Gerindra, kedua secara otomatis orang pasti berbicara mengenai militansi kader PKS," kata Rully kepada Republika.co.id, Jumat (19/4). 

Ketua Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ledia Hanifah Amalia mengaku bersyukur lantaran memperoleh hasil yang cukup memuaskan pada Pileg 2019 kali ini. Hasil memuaskan tersebut, Ledia mengatakan, PKS mengalami peningkatan suara.

Berdasarkan perhitungan internal PKS, Ledia mengatakan, partainya bisa lolos ambang batas parlemen atau parliamentary threshold sebesar empat persen. "Alhamdulillah dari laporan internal, insyaallah lolos PT, dan laporan umum lapangan ada peningkatan suara," kata Ledia kepada Republika.co.id, Jumat.

Kendati demikian, PKS masih akan terus menunggu selesai hingga penghitungan manual selesai dilakukan. KPU akan melakukan perhitungan suara manual dan berjenjang dari tingkat kecamatan hingga nasional untuk melakukan penetapan pemilu.

photo
Politikus PKS Ledia Hanifa Amaliah. (Republika)

PKB naik tipis

Menurut Rully, partai yang juga mendapatkan efek ekor jas, yakni PKB. Ia mengatakan, PKB mendapatkan efek ekor jas dari pencalonan KH Ma'ruf Amin yang mendampingi caloon presiden pejawat Joko Widodo.

"Jadi ketika bicara Ma'ruf Amin, bicara NU, pasti terasosiasi kuat ke PKB," kata Rully. 

Berdasarkan hasil hitung cepat yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, PKB memperoleh suara 9,56 persen. Sebagai perbandingan, hasil hitung cepat yang dilakukan Charta Politika pada 17 April 2019 atau berdasarkan 99,30 persen data masuk, PKB memperoleh 9,65 persen.

Hasil Pileg 2014, PKB memperoleh 9,04 persen atau memenangi 47 kursi DPR RI. Dengan perolehan tersebut, PKB menduduki peringkat lima dari sisi perolehan suara dan posisi keenam dari sisi perolehan kursi setelah Partai Demokrat yang memperoleh 7,59 persen suara dengan 49 kursi.

Meski tipis, hasil hitung sejumlah lembaga survei itu menunjukkan kenaikan sekitar 0,52 sampai 0,61 persen suara. Perolehan suara tersebut juga mendongkrak posisi PKB pada pemilu kali ini.

photo
Wasekjen PKB yang juga Wakil Direktur Kampanye TKN Paslon 01, Daniel Johan. (Republika/Fitriyanto)

Wakil Sekjen PKB Daniel Johan pun mengatakan PKB mengalami peningkatan yang signifikan. "Sejauh ini PKB sangat bersyukur karena dari C1 yang sudah masuk dan terdata, PKB konsisten antara di posisi ketiga dan keempat," kata dia. 

Daniel mengatakan PKB menargetkan bisa menjadi partai ketiga terbesar. Ia mengatakan yang mendongkrak perolehan suara adalah kerja keras para kader PKB di seluruh Indonesia.

"Yang juga sangat menentukan adalah doa dan dukungan para kiai dan nahdliyin, karena solid dan menyatunya orangtua kami NU bersama PKB, juga dukungan yang semakin kuat dari masyarakat nonmuslim, karena mereka melihat PKB adalah jalan keluar untuk Indonesia," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement