REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang diperkirakan terjadi di Samudera Hindia wilayah Jawa dalam kurun waktu empat hari ke depan (18-21 April). Diprediksi tinggi gelombang bisa mencapai enam meter.
Kabag Humas BMKG, Akhmad Taufan Maulana menjelaskan potensi gelombang tinggi terjadi menyusul adanya pola sirkulasi Eddy di Utara Papua. Pola angin di wilayah utara Indonesia umumnya dari Barat Laut - Timur Laut dengan kecepatan 3 - 15 knot. Sedangkan di wilayah selatan Indonesia umumnya dari Timur - Selatan dengan kecepatan 3 - 20 knot.
"Sementara itu, kecepatan angin tertinggi terpantau berada di Samudera Hindia selatan Jawa hingga NTB, Laut Sawu bagian selatan, Perairan selatan Kepulauan Tanimbar, dan Laut Arafuru," katanya dalam keterangan resmi, Kamis (18/4).
Ia menerangkan potensi gelombang tinggi tidak hanya terjadi di Samudera Hindia selatan Jawa, tetapi juga berpotensi terjadi di 12 wilayah perairan Indonesia lainnya. Tapi kisaran yang lebih rendah yaitu 2,5-4 meter. Wilayah tersebut di antaranya Kepulauan Mentawai, Selat Bali – Lombok – Alas, Samudera Hindia barat Sumatera.
"Tak hanya itu, 20 wilayah perairan Indonesia lainnya juga masih perlu waspada terhadap potensi gelombang tinggi meskipun dalam kisaran yang lebih rendah lagi yaitu 1,25 – 2,5 meter. Di antaranya di Perairan Utara Sabang, Perairan Kupang – Rote, Laut Halmahera, Perairan Utara Papua Barat," ujarnya.
Ia mengimbau nelayan berhati-hati selama periode gelombang tinggi. Beberapa moda transportasi yang rawan terdampak bila gelombang tinggi terjadi yaitu perahu nelayan, kapal tongkang, kapal ferry. "BMKG juga mengimbau masyarakat yang berdomisili dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi serta wilayah pelayaran padat agar selalu waspada. Jika terjadi gelombang tinggi, segera berlari menjauh ke tempat yang lebih tinggi dan aman," ucapnya.