REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Mochamad Afifuddin, masih menerima laporan kekurangan logistik jelang hari H pemungutan suara Pemilu 2019. Selain itu, masih ada sejumlah laporan kerusakan logistik dari daerah.
"Terkait dengan logistik, memang beberapa daerah menyampaikan ke kami, ada distribusi logistik kurang," ujar Afif dalam konferensi pers di Kantor Bawaslu, Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (16/4).
Kemudian, masih ada pula laporan logistik yang rusak. Afif menyontohkan di Kabupaten Boyolali sebanyak 101 kotak suara terkena hujan. Akibatnya, kotak suara tersebut menjadi basah dan lembab.
Menurut Afif, kemungkinan besar ratusan kotak suara tidak bisa dipakai pada 17 April atau besok. Atas berbagai temuan dan laporan ini, Bawaslu kemudian menyampaikan kepada KPU. "Mungkin KPU sedang menyiapkan skenario pergantian dan sebagainya. Itu merupakan domain teman-teman di KPU," tambahnya.
Terpisah, Komisioner KPU, Wahyu Setiawan, mengatakan pada H-1 atau Rabu, seluruh logistik harus sudah sampai di TPS. Karena itu, seluruh logistik semestinya sudah dicek.
"Pastilah ditemukan apabila ada logistik misalnya surat suara rusak, bilik misalnya yang tidak memenuhi standar. Jadi petugas kami di lapangan itu melakukan cek terakhir untuk memastikan bahwa logistik pemilu dapat di pergunakan sebagaimana mestinya. Kami sudah menginstruksikan kepada jajaran KPU sampi di tingkat TPS, untuk memastikan bahwa logistik pemilu itu dapat di pergunakan memenuhi syarat dan layanan sehingga kami berharap kejadian faktor alam bisa karena kehujanan, atau faktor alam yang lain itu dapat diminimalisasi," jelas Wahyu.
Hari H pemungutan suara jatuh pada Rabu (17/4). Pada hari H nanti, masyarakat Indonesia yang sudah memiliki hak pilih akan memilih presiden-wakil presiden, anggota DPR RI, anggota DPRD provinsi, anggota DPRD kabupaten/kota dan anggota DPD RI.