Selasa 16 Apr 2019 15:20 WIB

Longsor di Rancabuaya Garut Sudah Bisa Dilalui Kendaraan

Jalan Rancabuaya Garut diperkirakan kembali normal mulai besok.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Indira Rezkisari
Penanganan longsor yang menutup jalan Talegong Rancabuaya-Pangalengan, Kampung Ciawitali, Desa Girimukti, Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut, Selasa (16/4).
Foto: dok. Polsek Cisewu
Penanganan longsor yang menutup jalan Talegong Rancabuaya-Pangalengan, Kampung Ciawitali, Desa Girimukti, Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut, Selasa (16/4).

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Longsor yang menutup jalan Talegong Rancabuaya-Pangalengan, Kampung Ciawitali, Desa Girimukti, Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut, pada Senin (15/4) sore, sudah bisa dilalui kendaraam sejak Selasa (16/4) siang. Namun, pembersihan masih akan terus dilakukan hingga badan jalan benar-benar aman untuk dilalui.

Kapolsek Cisewu AKP Dede Yayat Hardiat mengatakan, pembersihan longsor dilakukan sejak Selasa pukul 06.00 WIB menggunakan alat berat. Menurut dia, mulai pukul 10.30 WIB kendaraan roda dua dari kedua arah di jalan provinsi itu sudah bisa melintas.

Baca Juga

"Pembersihan material lumpur dan kerikil serya batuan yag menutupi Jalur Talegong-Cisewu dengan menggunakan alat berat milik PUPR Provinsi Jawa Barat. Baik roda dua dan roda empat sudah bisa jalan," kata dia saat dihubungi Republika.

Ia mengatakan, petugas di lapangan masih terus berupaya untuk membersihkan sisa material longsoran yang ada. Diperkirakan, jalan itu akan benar-benar kembali normal pada Rabu (17/4).

Sebelumnya, pada Senin (15/4) terjadi longsor di beberapa titik jalur Talogong Rancabuaya-Pangalengan, Kecamatan Cisewu, yang diakibatkan hujan deras. Longsoran dengan panjang sekitar 20 meter dan tinggi 7 meter, menutup jalan terjadi di Kampung Ciawitali, Desa Girimukti, Kecamatan Cisewu. Selain itu, longsor juga mengakibatkan ambruknya jembatan di jalan desa Kampung Kiararambay, Desa Girimukti. Akibatknya, transportasi ke Desa Girimukti terputus total.

"Kejadian kemarin tak ada korban jiwa. Karena jauh dari pemukiman dan kebetulan saat itu hujan lebat orang pada tak lewat. Namun saat hujan reda orang banyak, longsor keburu turun," kata dia.

Yayat mengimbau pengguna jalan agar lebih hati-hati melintasi jalan tersebut. Pasalnya, debit air yang mengalir ke arah tebing masih cukup besar.

Ia mengakui, daerah itu memang rawan longsor karena tebing dari mulai Ciawitali sampai perbatasan Desa Pasiranjing itu tanahnya labil dan banyak tebing tinggi. "Memang tak ada jalur alternatif. Tapi kita mengimbau untuk hati-hati melewati jalur sepanjang 3 kilometer dari Sasak Geulis sampai Desa Mekarsewu. Karena di situ rawan longsor dan kanan kiri jalannya tebing," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement