REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Jawa Barat Iu Rusliana mengatakan Muhammadiyah turut berperan aktif mengawal Pemilu 2019 yang akan dilaksanakan pada Rabu (17/4) esok. Puluhan ribu anggota akan diturunkan untuk membantu mengawal pengamanan pelaksanaan Pemilu di Jawa Barat
Iu mengatakan, anggotanya ini merupakan bagian dari Muhammadiyah yang akan membantu mengamankan jalan pesta demokrasi. Tim terlibat membantu aparat keamanan menjaga kondusivitas di tiap-tiap wilayah di seluruh kabupaten kota di Jawa Barat.
"Kami siapkan 10 ribu pasukan untuk ikut membantu (keamanan)," kata Iu dalam konferensi persnya di Jalam LRRE Martadinata, Kota Bandung, Selasa (16/4).
Ia mengungkapkan tim ini bukan diturunkan seperti gerakan massal. Mereka akan membantu mengamankan di daerah masing-masing secara ikhlas sebagai bentuk jihad. Pasukan ini tergabung dalam Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM) Jabar.
"KOKAM siap membantu pengamanan bilamana diperlukan. Namun sifatnya kondisional dan ditujukan untuk menjaga kondusifitas di lingkungan masing-masing," ujarnya.
Menurutnya, ini menjadi bentuk keterlibatan aktif Pemuda Muhammadiyah Jawa Barat sebagai unsur masyarakat. Ia berharap dengan adanya bantuan pengawalan ini diharapkan pemilu dapat berjalan dengan lancar.
Apalagi, kata dia, Jawa Barat menjadi salah satu daerah besar yang memiliki tingkat kerawanan tinggi. Sehingga dengan bantuan pengamanan segala bentuk potensi kerawanan dapat diminimalisir sejak dini.
"Ini (Jawa Barat) 33 jutaan dapat pasti dikatakan diperebutkan suara disini. Potensinya besar," ujarnya.
Ia pun menegaskan Pemuda Muhammadiyah meminta semua komponen bangsa, khususnya masyarakat Jawa Barat untuk dengan tenang dan aman mendatangi TPS masing-masing, menunaikan hak pilih dengan prinsip Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia dengan penuh tanggungjawab. Ia mengimbau bila ada kelompok masyarakat yang melakukan intimidasi, segeralah lapor ke pihak berwajib (Kepolisian) di daerah masing-masing.
Pihaknya juga mengajak kepada semua komponen masyarakat, khususnya pendukung pasangan Calon Presiden-Wakil Presiden untuk menjunjung toleransi. Serta menahan diri dari berbagai upaya provokasi di lapangan, sehingga tercipta suasana saling menghormati apapun hasilnya nantinya.
"Masyarakat juga harus melawan segala bentuk intimidasi dari kelompok masyarakat tertentu kepada calon pemilih, aktif menjamin rasa aman dan nyaman kepada pemilih semua paslon," harapnya.