REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) meminta masyarakat tidak mengotori pemilihan umum (pemilu) dengan fitnah dan hoaks. PBNU berharap masyarakat menjunjung rasa persaudaraan dan nilai moral jelang pemilu. Hal itu mengomentari fitnah yang menimpa mubaligh Ustaz Abdul Somad (UAS) di media sosial (medsos).
Ketua PBNU bidang Hukum, HAM, dan Perundang-undangan Robikin Emhas mengingatkan pemilu adalah proses nasbul imamah (memilih pemimpin negara), maka harus berlangsung dalam berkeadaban dan bermartabat.
“Ikuti prosesnya dengan menjunjung rasa persaudaraan dan menjunjung nilai-nilai moral. Jangan kotori dengan fitnah dan hoaks,” kata Robikin kepada Republika.co.id, Senin (15/4).
Dia mengingatkan ajaran agama Islam melarang siapa pun melakukan fitnah kepada siapa pun juga. Bahkan, menurut dia, tak ada ajaran agama yang membenarkan fitnah.
“Apa pun motivasinya, jangan karena pemilu, fitnah, hoaks, ujaran kebencian, dan berita palsu bertebaran di mana-mana,” ujar Robikin.
Dia mengatakan, sebelum Ustaz Abdul Somad (UAS) terkena fitnah, banyak para pemuka NU yang menjadi sasaran fitnah, boleh dibilang sasaran utama. Karena itu, dia berharap pihak terkait terus menggalakkan literasi digital.
“Jangan sampai semua orang memegang ponsel, tapi tak tahu cara menggunakannya dengan baik. Tidak semua orang pintar menggunakan ponsel, meskipun ponsel yang digenggam adalah ponsel pintar,” kata dia.