Senin 15 Apr 2019 18:17 WIB

Emil Berharap Bantuan Bank Sampah Jadi Pelecut Daerah

Emil berharap pemerintah pusat bisa terus memberikan bantuan.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Muhammad Hafil
Warga memperlihatkan produk tas hasil dari daur ulang tutup botol minuman kemasan saat peresmian Bank Sampah Induk Kota Bandung dan Ecomart di Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung, Selasa (21/2).
Foto: Mahmud Muhyidin
Warga memperlihatkan produk tas hasil dari daur ulang tutup botol minuman kemasan saat peresmian Bank Sampah Induk Kota Bandung dan Ecomart di Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung, Selasa (21/2).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG---Enam daerah di Jawa Barat yang dilalui DAS Citarum mendapatkan fasilitas Bank Sampah Induk (BSI) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI. Enam daerah itu yakni Kabupaten Bandung, Kabupaten Karawang, Kabupaten Subang, Kota Bandung, Kota Cimahi dan Kota Bekasi. Khusus kepada daerah di Bandung Raya yakni Kabupaten Bandung, Kota Bandung dan Kota Cimahi, Kementerian LHK juga memberikan fasilitas Pusat Daur Ulang (PDU) Sampah.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menilai adanya bantuan ini harus menjadi pelecut bagi pihaknya dan pemerintah kabupaten/kota untuk berbuat yang sama. "Ini jadi contoh dan kami semakin komitmen untuk menganggarkan juga. Sebanyak mungkin, sampai betul-betul tak ada orang yang buang sampah lagi ke sungai," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil usai penyerahan fasilitas pengolahan sampah secara simbolis di PDU Jelekong, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Senin (15/4).

Baca Juga

Emil mengatakan, pihaknya berhasil mendatangkan investasi sebesar Rp2,8 triliun untuk membangun pusat daur ulang sampah plastik di zona Bandung, Bogor, Cirebon, Bekasi, dan Tasikmalaya. Dengan dibangunnya fasilitas tersebut, dia berharap tidak ada lagi sampah plastik yang terbuang apalagi yang mengotori sungai dan laut.

"Saya sedih melihat berita ada ikan yang mati gara-gara di perutnya ada berton-ton sampah plastik," katanya.

Dalam mengatasi persoalan sampah inipun, Emil memastikan pihaknya terus bersinergi dengan seluruh pihak terkait untuk membangun kesepahaman. Sebagai Komandan Satuan Tugas Citarum Harum, kata Emil, dirinya telah mengorganisasikan 300 pihak terkait untuk diedukasi akan pentingnya menjaga lingkungan. "Sekarang kita sudah memiliki sekretariat bersama, gedung lima lantai," katanya.

Namun, Emil berharap pemerintah pusat bisa terus memberikan bantuan khususnya dalam pengadaan sarana dan prasarana. "Mohon dibantu agar kantor kami memiliki alat untuk uji kualitas limbah. Jadi tidak ada multitafsir, satu referensi saja untuk mengukur kualitas air," katanya.

Emil mengatakan, dalam normalisasi Sungai Citarum inipun pihaknya fokus memperbaiki tata ruang agar semakin baik dan ideal. Salah satunya dengan merencanakan pemindahan industri-industri di sepanjang aliran Sungai Citarum ke kawasan khusus Segitiga Rebana yang terletak di sekitar Cirebon, Pelabuhan Patimban, dan Bandara Kertajati.

Saat ini, kata dia, pihaknya masih mengkaji industri mana saja yang akan dipindahkan ke kawasan tersebut. "Kami juga sedang mengkaji luas keseluruhan kawasan Segitiga Rebana," katanya.

Jika sudah terealisasi, Emil meyakini pencemaran Citarum oleh limbah industri dipastikan hilang. Selain tata ruang untuk industri, penataan terkait kawasan pemukiman pun sedang dilakukan. "Seperti di KBU (Kawasan Bandung Utara), itu kan hulu Citarum. Sedang kita kaji bagusnya seperti apa," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement