Senin 15 Apr 2019 09:50 WIB

Perjuangan demi Menyalurkan Hak Suara di TPS Ankara

TPS di Ankara dibuat semeriah mungkin, mewujudkan makna pesta demokrasi.

Suasana di TPS Ankara, Turki, pada hari pencoblosan, Sabtu (13/4)
Foto: Ist
Suasana di TPS Ankara, Turki, pada hari pencoblosan, Sabtu (13/4)

Oleh: Lalu Muhammad Iqbal, Duta Besar RI untuk Turki.

Baca Juga

Pemilihan umum (pemilu) 2019 memang berbeda daripada pemilu-pemilu sebelumnya. Bukan saja karena pemilihan legislatif bersamaan dengan pemilihan presiden, tetapi antusiasme dari para pemilih untuk menggunakan hak suara juga meningkat. Hal ini juga terjadi di tempat pemungutan suara (TPS) luar negeri di Ankara, Turki.

Para pemilih yang sebagian besar mahasiswa berdatangan ke TPS dari lokasi yang sangat jauh. Sebut saja, Muhammad Rifqi, mahasiswa Universitas Recep Tayyib Erdogan, Rize. Dia datang bersama dengan 10 orang rekannya, menggunakan bus, menempuh jarak 900 km lebih dalam waktu sekitar 12 jam. Semua itu dilakukannya untuk tiba di Ankara.

Dari segi jarak, sesungguhnya kota tempat mereka belajar lebih dekat dengan ibu kota Negara Georgia, Tiblsi, di wilayah Kaukasus. Selain Tiblsi, tempat terdekat lainnya bagi mereka adalah ibu kota Kurdistan, Erbil.

Sayang di kedua kota tersebut tidak ada TPS. Maka Muhammad Rifki dan rekan-rekan tiba di TPS Ankara dalam keadaan basah kuyup karena dalam perjalanan diguyur hujan es. Cuaca demikian memang kerap terjadi pada masa pancaroba di Turki.

Perjuangan serupa juga dialami mahasiswa lainnya. Selain dari kota Rize, sejumlah mahasiswa juga datang dalam rombongan bus dari Sakarya. Butuh sekitar empat jam perjalanan dari kota tersebut ke Ankara.

Beda cerita mahasiswa, beda juga cerita pelancong. Misalnya, Robi, seorang wisatawan asal Malang, Jawa Timur. Dia sudah hampir sebulan berwisata mandiri bersama istrinya ke berbagai negara sekitar Kaukasus dan Asia Tengah.

Mendekati hari pencoblosan, Sabtu (13/4), mereka menghubungi KBRI Ankara, untuk kemudian meminta dihubungkan dengan PPLN Ankara. Akhirnya, mereka terdaftar resmi di Daftar Pemilih Khusus (DPK), yaitu memanfaatkan surat suara cadangan sebanyak dua persen dari daftar pemilih tetap (DPT). Robi pun berangkat ke Ankara dari Georgia menempuh perjalanan darat sejauh 1.400 km. Dua hari perjalanan darat dilaluinya demi sampai ke TPS. 

PPLN Ankara sendiri, bekerjasama dengan KBRI dan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Ankara mencoba membuat suasana di TPS semeriah mungkin. Selain menyediakan photo booth dan makanan ringan ala Turki, selama pemungutan suara juga diadakan lomba swafoto dengan berbagai macam hadiah yang menarik.

"Dengan dukungan semua pihak, khususnya KBRI dan PPI, kami mencoba membuat hari pemungutan suara benar-benar seperti pesta demokrasi. Ini  menambah antusiasme pemilih. Ini lebih mirip Lebaran daripada sebuah peristiwa politik," -- Siti Aisyah, Ketua PPLN Ankara dan mahasiswa S-3 salah satu kampus di Ankara, Turki.

TPS Ankara dibuka pada Sabtu (13/4), mulai pukul 08.00 pagi waktu setempat dan ditutup hingga pemilih terakhir yang hadir, yakni menjelang pukul 19.00 malam. Dari total 249 orang warga negara Indonesia (WNI) yang terdaftar akan memilih di TPS Ankara, sebanyak 76,41 persen di antaranya berhasil menggunakan hak pilihnya.

photo
Para WNI melakukan swafoto di TPS Ankara, Turki (dok: Lalu Muhammad Iqbal)

Sementara itu, 705 orang WNI lainnya memilih untuk menyalurkan hak suaranya melalui Metode Pos. Direncanakan, PPLN Ankara akan melakukan penghitungan suara pada Rabu (17/4), berbarengan dengan penghitungan suara di Tanah Air tercinta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement