Ahad 14 Apr 2019 18:17 WIB

Jembatan Siak IV Ditutup karena Ratusan Baut Hilang Dicuri

Jembatan Siak IV diresmikan pada Februari 2019.

Kementrian Pekerjaan Umum bersama tim dari Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) melakukan uji beban atau load test dengan cara menyusun sebanyak 24 unit mobil damtruk bermuatan pasir di jembatan Siak IV Pekanbaru, Riau, Jumat (8/2/2019).
Foto: Antara/Rony Muharrman
Kementrian Pekerjaan Umum bersama tim dari Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) melakukan uji beban atau load test dengan cara menyusun sebanyak 24 unit mobil damtruk bermuatan pasir di jembatan Siak IV Pekanbaru, Riau, Jumat (8/2/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Provinsi Riau mempertimbangkan menutup sementara Jembatan Siak IV yang baru saja diresmikan medio Maret lalu karena ratusan baut hilang akibat dicuri. Kepala Bidang Jalan dan Jembatan Dinas PUPR Provinsi Riau, Yunnas Haris di Pekanbaru mengatakan sekitar 100-an baut hilang hingga dikhawatirkan membahayakan jika tetap dibuka untuk umum.

"(Hilangnya baut-baut) ini berpengaruh terhadap kekuatan jembatan. Kalau memang nanti membahayakan, maka kita akan tutup sementara," katanya, Ahad (14/4).

Baca Juga

Haris menyayangkan insiden hilangnya material baut tersebut. Menurut dia, seharusnya masyarakat dapat bersama-sama menjaga jembatan yang belakangan menjadi ikon baru Provinsi Riau tersebut.

Terlebih lagi, baut yang hilang itu tidak dapat dibeli di pasar melainkan harus dipesan khusus. "Bingung kita melihat kondisi ini. Kok tidak ada rasa memiliki," ujarnya.

Selain baut, dia juga menyebut sejumlah material lainnya juga hilang dalam beberapa waktu terakhir, diantaranya penangkal petir yang juga raib diambil orang tidak bertanggung jawab. "Kemarin penangkal petir juga hilang. Tapi sudah kita ganti," ujarnya.

Sementara saat disinggung pengawasan jembatan, ia sejauh ini hanya bisa melakukan pengawasan secara acak. Dia mengaku tidak mungkin menempatkan personel 24 jam untuk mengawasi maling.

"Kita kan tidak bisa awasi 24 jam. Memang kita awasi, tapi lengah saja sedikit, baut-baut itu langsung dicuri, padahal besinya itu kan tertanam," ujarnya.

photo
Gubernur Riau Syamsuar (tengah) melakukan pengecekan akhir di Jembatan Siak IV pada hari pertama pengoperasian jembatan itu di Kota Pekanbaru, Riau, Senin (18/3/2019).

Untuk itu, ia mengimbau masyarakat bersama-sama menjaga Jembatan Siak IV yang juga diberi nama Jembatan Marhum Bukit itu."Kalau sudah mur dan baut jembatan yang dicuri, tentu ini berbahaya terhadap ketahanan jembatan karena baut itu bagian pengunci jembatan," ujarnya.

Jembatan Siak IV diresmikan pada Februari 2019, di akhir masa jabatan Gubernur Riau Wan Thamrin Hasyim. Saat diresmikan, Jembatan Siak IV diberi nama Jembatan Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah atau bisa juga disebut Jembatan Marhum Bukit.

Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah merupakan Sultan ke-4 Kerajaan Siak Sri Indrapura, yang bergelar Marhum Bukit. Namun, saat peresmian, jembatan tersebut belum mengantongi sertifikat kelayakan dari Menteri PU sehingga tidak bisa langsung dibuka untuk umum.

Pembangunan Jembatan Siak IV telah dimulai sekitar 10 tahun lalu, yakni dari 2009 dengan program tahun jamak (multiyears). Total dana pembangunan jembatan tersebut mencapai sekitar Rp 483,68 miliar.

Jembatan Siak IV memiliki total panjang 800 meter, dengan konstruksi Steel Deck Girder yang memiliki 14 titik kabel di bagian hulu dan hilir. Tinggi pylon jembatan 75 meter dengan jenis konstruksi beton.

Tujuan dari pembangunan Jembatan Siak IV adalah untuk mengimbangi pesatnya perkembangan Kota Pekanbaru wilayah utara. Jalan Jenderal Sudirman yang merupakan jalan protokol terhalang oleh aliran sungai Siak sehingga perlu jalan penghubung wilayah Pekanbaru Kota dengan wilayah Pekanbaru Utara.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement