REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Survei LSI Denny JA menyebutkan bahwa dukungan Ustaz Abdul Somad (UAS) kepada Prabowo Subianto tidak akan pengaruhi elektabilitas kedua pasangan calon (paslon). Karena menurutnya sebelum UAS memilih, memang jamaah UAS sudah ada di kubu 02.
“Pendukung Ustaz Somad sudah lebih dulu dia berada di 02, sehingga ketika ada wawancara dan sebagainya itu lebih kepada menguatkan yang sudah ada saja,” kata peneliti LSI Denny JA, Adrian Sopa, Jumat (12/4).
Oleh karena itu, lanjut Sopa, karena sejak awal pendukung UAS memang sudah berada di kubu 02, maka dengan merapatnya UAS tidak menggeser elektabilitas siapapun. Apalagi bila sampai dinilai mengambil suara para pendukung Joko Widodo.
“Karena memang sudah ada di sana semuanya, bukan untuk mengambil yang baru sehingga tidak akan mengubah elektabilitas,” terangnya.
Apalagi paparnya, yang dilakukan oleh Ustaz kondang tersebut bukanlah berkampanye untuk 02. Melainkan hanya pernyataan sikapnya dalam pemilihan presiden 2019 ini. Sehingga masuknya UAS dalam barisan pendukung Prabowo-Sandi tidak mempengaruhi elektabilitas Prabowo.
“Kita melihat apa yang dilakukan UAS itu dalam terminologi kita itu soft selling ya, karena dia tidak kampanye di mana-mana tetapi memang soft selling saja, sehingga secara efek juga tidak akan terlalu banyak berpengaruh pada Elektabilitas masing-masing calon,” jelasnya.
Kemudian lanjutnya, sebagai seorang ulama memang tentu memiliki pengaruh tapi pengaruhnya hanya dalam kehidupan keberagamaan bukan dalam politik. Karena sudah terbukti sejak pemilu-pemilu sebelumnya, belum ada partai muslim yang memang dalam Pilpres.
“Kita melihat sebagai seorang ulama memang berpengaruh tetapi berpengaruh dalam kehidupan keberagamaan masing-masing individu, tapi untuk dia mengarahkan pilihan politik kita melihat tidak berpengaruh buktinya kita lihat dari partai saja,” kata dia.
Misalnya pada 2004, 2009, 2014, terangnya tidak ada satupun partai yang memang dari kalangan Muslim, melainkan dari PDIP, Golkar, dan Demokrat.
“Kita masih ingat pada 2004 Bu Mega berpasangan dengan KH Hasyim Muzadi yang merupakan tokoh ulama yang saat itu kalah dengan pak SBY, artinya tokoh ulama memang berpengaruh tapi sifatnya keberagaman sedangkan untuk dukungan politik capres partai belum terlihat untuk konteks Indonesia,” jelasnya.
Sebelumnya UAS menyatakan akan netral pada pemilu 2019 ini. Kendatipun desakan, dukungan terus berdatangan dan menghendaki UAS mendukung Prabowo-Sandi.