REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jaringan Pengusaha Muda Muhammadiyah (JPMU) dan Rumah Indonesia Berkemajuan (RIB) mengadakan diskusi Tantangan Pemuda Menghadapi Revolusi Industri 4.0, Kamis (11/4) di Bumbu Desa, Cikini, Jakarta Pusat. Koordinator Nasional JPMU, Horo Wahyudi dalam acara ini mengatakan, semakin berkembang industri maka pemuda dituntut untuk kesiapan menghadapi segala perubahan.
"Pemuda sebagai ujung tombak revolusi 4.0 harus memiliki visi besar untuk memimpin kemandirian ekonomi" kata Ketua Ekonomi dan Pengusaha PP Pemuda Muhammadiyah melalui siaran persnya yang diterima Republika.co.id, Kamis (11/4).
Menurut Horo, di era revolusi industri 4.0 kita harus mendorong kaum muda untuk menciptkan start up baru, dan setelah itu harus didampingi sehingga bisa bertumbuh dan maju.
"Revolusi industri 4.0 sudah kita mulai, dan ketika banyak usaha yang terdistrub, maka akan banyak anak muda yang kehilangan pekerjaan, maka industri kreatif harus kita dorong untuk terus bertumbuh dan menjadi industri andalan" katanya.
JPMU, tambah Horo, sebagai salah satu wadah pengusaha muda Muhammadiyah akan terus melakukan pembinaan dan pendampingan kepada start up dan kepada pemuda-pemuda yang akan membuka usaha dengan melibatkan banyak stakeholders. Terutama mendukung program ekonomi Indonesia Maju Jokowi-Ma'ruf Amin.
Selain Horo, Soetrisno Bachir Ketua KEIN dan Khoirul Muttaqin Ketua Umum RIB turut menjadi pembicara dalam diskusi ini. "Perkembangan teknologi informasi telah merubah perilaku industri, khususnya sektor produksi dan pemasaran" ungkap Khoirul Muttaqin.
Karena itu, lanjut Khoirul, perlu persiapan Indonesia menyongsong industri 4.0.
"Indonesia butuh SDM yang berkualitas untuk menghadapi perubahan industri 4.0 dan juga banyaknya peluang di era industri 4.0 bagi UKM dan bisnis rumahan" ujarnya.