Rabu 10 Apr 2019 16:45 WIB

20 Ton Eceng Gondok Diangkat dari Waduk Jatiluhur

Enceng gondok bisa menambah sedimentasi waduk.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Dwi Murdaningsih
Karyawan Perum Jasa Tirta II bersama-sama memasukkan eceng gondok ke dalam karung pada  acara Gerakan Bersihkan Air dan Menjaga Kesinambungan Sumber Air untuk merayakan Hari Air Dunia ke 27 dan HUT BUMN RI ke 21 di Pelabuhan Biru, Waduk Jatiluhur, Rabu (10/4).
Foto: darmawan / republika
Karyawan Perum Jasa Tirta II bersama-sama memasukkan eceng gondok ke dalam karung pada acara Gerakan Bersihkan Air dan Menjaga Kesinambungan Sumber Air untuk merayakan Hari Air Dunia ke 27 dan HUT BUMN RI ke 21 di Pelabuhan Biru, Waduk Jatiluhur, Rabu (10/4).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Ratusan karyawan Perum Jasa Tirta (PJT) II Jatiluhur dengan masyarakat setempat, bergotong royong membersihkan Waduk Jatiluhur. Sebab, waduk terbesar di Jawa Barat itu, hampir satu perempatnya dipenuhi eceng gondok. Jika dibiarkan, gulma tersebut khawatir bisa merusak turbin. Serta, menambah sedimentasi waduk.

Direktur Utama PJT II Jatiluhur U Saefudin Noer, mengatakan, pada musim hujan ini keberadaan eceng gondok di perairan Waduk Jatiluhur, sangat masif. Bahkan, hampir seperempat dari luasan permukaan air, tertutup tumbuhan gulam berwarna hijau tersebut.

"Sebenarnya, bagus ada eceng gondok ini. Karena, membuat air jernih," ujar Saefudin, di sela-sela kegiatan gerakan bersihkan air dan menjaga kesinambungan sumber daya air dalam rangka Hari Air Dunia ke 27, di Pelabuhan Biru, Waduk Jatiluhur, Rabu (10/4).

Akan tetapi, lanjut Saefudin, keberadaan eceng gondok atau nama ilmiahnya Eichhornia Crassipes ini, mengganggu operasional pengelolaan waduk. Serta, berdampak negatif terhadap lalu lintas perahu. 

Bahkan, sambungnya, jika terus dibiarkan eceng gondok ini, bisa masuk ke turbin. Lalu, bisa mengganggu proses kerja mesin tersebut. Tak hanya itu, tumbuhan mengapung ini juga bisa berdampak pada penambahan sedimentasi waduk.

Selain itu, nilai estetika dari waduk ini akan berkurang. Dengan kata lain, waduk yang cantik ini jadi tak sedap dipandang. Sebab, terganggu dengan pemandangan koloni eceng gondok tersebut.

"Makanya, hari ini kita mengajak karyawan, masyarakat, serta generasi milenial gen hidro, untuk bergotong royong membersihkan waduk," ujarnya.

Saefudin menyebutkan, Waduk Jatiluhur memiliki manfaat bagi kehidupan masyarakat. Karena waduk ini, mampu menyediakan pasokan air untuk kebutuhan irigasi (pertanian), air baku industri dan air baku minun bagi PDAM.

Makanya, daya dukung waduk ini perlu dijaga. Salah satunya, dibersihkan dari sampah yang nantinya bisa mengganggu proses pengoperasian turbin. Sedangkan turbin ini, merupakan mesin untuk menghasilkan listrik.

Sementara itu, Kepala Divisi Wilayah IV Bendungan, Anom Soal Herujito, mengatakan, eceng gondok yang dibersihkan hari ini jumlahnya sekitar 20 ton. Sedikitnya 15 armada, mengangkut sampah tumbuhan gulma itu untuk dibuang. Upaya bersih-bersih waduk ini, akan terus dilakukan. Sampai, gulma tersebut minimalnya tidak terlalu banyak.

"Eceng gondoknya kita buang. Sepertinya, akan dimanfaatkan untuk kompos. Karena, sampai sekarang belum ada pihak yang mau mengolah eceng, menjadi produl bernilai ekonomis," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement