Rabu 10 Apr 2019 16:04 WIB

Jokowi Mengaku Ditakut-takuti Saat Ingin Ambil Alih Freeport

Jokowi kerap medapat pesan 'menakutkan', termasuk soal gejolak di Papua.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Teguh Firmansyah
Kampanye terbuka Jokowi di Gor Mastrip, Probolinggo, Jawa Timur pada Rabu (10/4).
Foto: Republika/Rizkyan Adiyudha
Kampanye terbuka Jokowi di Gor Mastrip, Probolinggo, Jawa Timur pada Rabu (10/4).

REPUBLIKA.CO.ID, PROBOLINGGO -- Calon presiden (capres) Joko Widodo (Jokowi) mengaku ditakut-takuti saat hendak mengambil alih saham PT Freeprot Indonesia. Dia mendapatkan tekanan politik yang kuat ketika ingin mengakusisi saham mayoritas perusahaan yang berada di Papua itu.

Jokowi mengatakan, ia kerap mendapat pesan-pesan yang menakutkan. Ia mendapat bisikan upaya pengambilalihan saham freeport akan membuka gejolak di Papua.

Baca Juga

"Saya itu banyak dari dalam justru, 'hati-hati kalau ngambil Freeport, kalau bapak ambil Freeport Papua pasti akan goncang'," kata Jokowi menirukan pembisik dirinya.

Cerita tersebut diungkapkan Jokowi saat melakukan kampanye terbuka di GOR Mastri, Probolinggo Jawa Timur, Rabu (10/4). Dalam kesempatan itu, Jokowi ditemani Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Erick Thohir.

Khawatir dengan informasi tersebut, Jokowi lantas terbang ke Papua. Di sana, dia mengaku tidak melihat potensi guncangan yang dimaksud.

Singkat cerita, Jokowi akhirnya menugaskan tiga orang menteri untuk melanjutkan pengambilalihan saham Freeport. Dia mengatakan kepada ketiga pembantu presiden akan menanggung risiko politik atas akuisisi saham mayoritas tersebut. "Ya akhirnya 51 persen kita ambil dan sekarang sudah mayoritas," katanya.

Setelahnya, Jokowi mengaku bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) ke-44 Barack Obama saat proses pengambilalihan saham. Dia mengatakan, Obama bahkan tidak menyinggung Freelort sama sekali dalam pertemuan itu.

Jokowi selanjutnya juga sempat bertemu Presiden AS ke-45 Donald Trump sebanyak empat kali. Serupa dengan Obama, Trump juga tidak membahas apapun terkait pengambilalihan saham PT Freeport. "Berarti ada yang takut-takutin saya dulu. Itu urusan bisnis, artinya saya ditakut-takutin dan akhirnya nggak ada yang mempermasalahkan itu," kata Jokowi lagi.

Pengalaman itu dia bagikan sekaligus menjawab tudingan bahwa Jokowi antek asing. Mantan gubernur DKI ini menegaskan, jika ia adalah antek asing, maka dirinya tidak akan mengambil alih Blok Mahakam dan Blok Rokan pada 2015 dan pertengahan 2018 lalu. "Sekarang semuanya 100 persen sudah saya serahkan ke Pertamina," tegas Jokowi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement