Rabu 10 Apr 2019 00:45 WIB

Ruas Tol Palembang-Bengkulu Segera Tersambung

Pembangunan konstruksi jalan tol Palembang-Bengkulu ditargetkan selesai akhir 2023

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Pembangunan Tol Trans Sumatra di Deli Serdang, Sumatra Utara, Jumat (19/8).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pembangunan Tol Trans Sumatra di Deli Serdang, Sumatra Utara, Jumat (19/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)  terus melanjutkan tugas pembangunan Tol Trans Sumatera. Kali ini Tol Trans Sumatera yang akan segara dibangun adalah jalan tol yang akan menghubungkan Palembang dan Bengkulu yaitu Ruas Indralaya-Muara Enim dan Muara Enim-Lahat-Lubuk Linggau.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya bersama dengan Gubernur Palembang Herman Deru, menyaksikan penandatanganan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) Ruas Indralaya-Muara Enim dan Muara Enim-Lubuk Linggau yang dilakukan oleh Direktur Utama PT Hutama Karya (Persero), Bintang Perbowo dan Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR, Danang Parikesit pada Selasa (9/4) bertempat di Simpang Kapur, Transad Muara Enim, Sumatera Selatan.

Baca Juga

Turut menemani dalam rombongan adalah Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Selatan, Bupati Muara Enim dan pejabat lainnya, Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR, Direktur Operasi I PT Hutama Karya (Persero), Bambang Pramusinto, Kepala Divisi Pengembangan Jalan Tol, Agung Fajarwanto, serta Kepala Divisi Operasi & Pemeliharaan Jalan Tol, J Aries Dewantoro.

Direktur Utama Hutama Karya, Bintang Perbowo mengatakan proyek tol ini akan membantu lalu lintas dari Palembang ke Bengkulu (dan sebaliknya) dengan lebih cepat. “Ruas tol ini merupakan koridor pendukung, namun jalur ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk distribusi barang baik dari selatan maupun dari barat yaitu Bengkulu,” ujarnya dalam keterangan tulis yang diterima Republika, Selasa (9/4).

Bintang mengungkapkan pembangunan jalan tol ini akan menggunakan teknologi vacuum consolidation method, karena struktur tanah di daerah Simpang Indralaya-Muara Enim berupa rawa. Sedangkan total nilai investasi pembangunan tiga ruas jalan tol ini sendiri sebesar Rp 85,51 triliun, yang bersumber dari Penyertaan Modal Negara dan pinjaman perbankan.

Ruas Tol Indralaya-Muara Enim-Lubuk Linggau sendiri merupakan dua dari empat ruas yang menghubungkan Palembang-Bengkulu sepanjang 351,3 Km. Adapun ruas tol Simpang Indralaya-Muara Enim akan dibangun sepanjang total 119 Km, dan ruas tol Muara Enim-Lahat-Lubuk Linggau sepanjang 114,5 Km.

Selain ruas tol tersebut, akan dibangun pula ruas tol Lubuk Linggau-Curug-Bengkulu sepanjang 95,8 km, dimana Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol ini telah ditandatangani pada 15 Maret 2019 di Bengkulu. Sedangkan ruas tol Simpang Indralaya-Palembang sepanjang 22 Km telah beroperasi sejak tahun 2018.

“Pembangunan konstruksi jalan tol Palembang-Bengkulu ini ditargetkan selesai pada akhir 2022-2023 dan dapat beroperasi penuh pada 2024,” ucapnya.

Hutama Karya tengah membangun 604 Km Jalan Tol Trans-Sumatera, dengan 172 Km Jalan Tol Trans-Sumatera yang sudah beroperasi penuh. Setelah diresmikannya ruas Bakauheni-Terbanggi Besar, ditargetkan dalam waktu dekat ruas tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung sepanjang 189 Km dapat dikebut pengerjaannya dan selesai pada April 2019.

“Diharapkan pada pertengahan tahun 2019 tersebut seluruh ruas tol dari Lampung hingga Palembang dapat tersambung seutuhnya dan dinikmati oleh masyarakat untuk mudik lebaran,” ungkapnya.

Selain itu, lanjut Bintang, untuk mempersingkat jarak tempuh antar propinsi, Jalan Tol Trans Sumatera ini diharapkan dapat mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi dan pengembangan industri hilir di pulau Sumatera, sehingga dapat menyejahterakan masyarakat di Sumatera.

Sumatera Selatan dan Bengkulu yang memiliki potensi komoditas sama yaitu batubara, migas, kayu, sawit dan karet sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai Kawasan Industri pabrik produk hilir.

“Pengembangan industri ini secara keseluruhan juga diharapkan akan membawa dampak positif secara makro yaitu peningkatan PDB Sumatera, Potensi Kontribusi ke Devisa Negara, Penciptaan Lapangan Kerja dan Tempat tinggal,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement