REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK BARAT -- Persaingan pemilihan presiden dan wakil presiden (pilpres) 2019 di Nusa Tenggara Barat (NTB) diprediksi berlangsung ketat. Pada pilpres 2014, Prabowo yang saat itu menggandeng Hatta Rajasa menang telak sebesar 72 persen dari pasangan Jokowi-Jusuf Kalla.
Kala itu, Gubernur NTB 2008-2018 Tuan Guru Bajang (TGB) menjadi ketua tim pemenangan Prabowo-Hatta di NTB. Saat ini, TGB berada di kubu Jokowi. Meski begitu, calon wakil presiden (cawapres) Sandiaga Uno tetap menganggap TGB sebagai sahabatnya.
"Tuan Guru Bajang juga sahabat saya, kita cintai dia, mungkin karena satu dan lain hal, belum bisa bersama kita, tapi saya yakin semuanya ada hatinya bersama kita. Allah mempersatukan kita," kata Sandiaga saat bersilaturahmi dengan tokoh agama, budayawan, dan pemuda di Restoran Ujung Landasan, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa (9/4).
Melihat besarnya antusias masyarakat NTB terhadap paslon nomor urut 02, Sandiaga meyakini Prabowo-Sandiaga akan kembali unggul di NTB. "Dengan kerja semua pihak, para relawan dan partai pendukung, insyaAllah akan mencapai itu," kata Sandiaga.
Ketua panita dan juga caleg DPRD NTB dari Gerindra, Nauvar Farinduan, menilai kepindahan TGB ke kubu Jokowi tidak akan berdampak signifikan pada pilpres 2019. Nauvar mengatakan meski TGB pindah ke kubu Jokowi, para pengikutnya tetap akan mendukung Prabowo.
"Walaupun NTB nakhodanya (TGB) pindah kapal, tapi ABK (anak buah kapal) masih di sini, sesungguhnya perahu tetap milik kita," ucap Nauvar.
Tokoh Pulau Sumbawa yang juga Ketua Forum Pesantren Alumni Gontor se-Indonesia Zulkifli Muhadli atau Kyai Zul mengungkapkan hal senada. Zul yang sudah mengundurkan diri dari Ketua DPW Partai Bulan Bintang (PBB) NTB mengatakan masyarakat membutuhkan perubahan. Zul menilai, Prabowo-Sandiaga merupakan sosok pemimpin yang berkualitas dan dapat membawa Indonesia lebih baik ke depan. Bagi Kiai Zul, kepindahan TGB ke kubu Jokowi tidak akan memengaruhi pilihan warga NTB untuk mendukung Prabowo-Sandiaga.
"InsyaAllah NTB, biarlah kaptennya (TGB) pergi tetapi jamaah tetap di sini. Biarlah masinisnya (TGB) pergi masih banyak calon masinis baru. Biarlah gerbong pergi tapi itu gerbong kosong, isinya ada di nomor 02," kata Kiai Zul.