REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Sekretariat Nasional Muhammad Taufik mengatakan tidak ada faksi keumatan dalam kubu pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. Faksi yang ada dalam Koalisi Indonesia Adil Makmur hanya koalisi kepartaian.
“Faksi keumatan tidak ada dalam fraksinya pak Prabowo, yang penting adalah koalisi ini adalah koalisi kepartaian bahwa kemudian umat mendukung itu hak umat wajar saja saya kira,” kata Taufik menanggapi pernyataan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief di Jakarta, Senin (7/4).
Sebelumnya, Andi Arief menuliskan pendapatnya tentang surat SBY terhadap kampanye Prabowo-Sandi di akun twitter pribadinya yang berisi: “Partai Demokrat memilih menjadi faksi kerakyatan dalam tubuh koalisi adil makmur. Kami bertanggung jawab terhadap rakyat. Memang ada faksi keumatan dalam Koalisi. Sebagai pimpinan koalisi, mudah-mudahan Pak Prabowo mau dan mendengarkan semua faksi dalam koalisi.” Tulis Andi Arief dalam akun twitter pribadinya @AndiArie__ pada Senin (8/04) pukul 07:54 WIB.
Taufik dengan tegas membantah pernyataan Andi Arif yang dirasa sangat memojokkan tim sukses calon presiden dan wakil presiden nomor urut dua. “Saya kira pak Andi Arif kan tidak ikut ke kampanye akbar kemarin, saya kira kalau dia ikut enggak akan keluar tuh pikiran begitu,” katanya.
Taufik mengatakan kampanye akbar Prabowo-Sandiaga yang diadakan pada Ahad (7/4) dihadiri oleh berbagai tokoh agama. Mereka memberikan doa bersama bagi semua simpatisan yang datang dari berbagai agama dan berbeda.
Selain itu, semua bendera partai juga turut berkibar sejajar tanpa adanya pembeda. “Kemarin yang sembayang subuh kan umat Islam saja. Kami kan enggak bisa bendung keinginan umat untuk melakukan penciptaan sejarah baru dalam proses penggantian kepemimpinan Indonesia,” ujarnya.
Taufik juga membantah adanya radikalisme dalam kubu Prabowo-Sandiaga. “Ini kan lucu nih ketika calon kami didukung oleh sebagian besar umat Islam terus dibilang radikal kan aneh aja, negeri ini isinya mayoritas umat Islam,” tutupnya.
Pemilihan Presiden 2019 diikuti oleh dua pasang calon. Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01, Joko Widodo dan Ma'ruf Amin serta pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.