REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin menyerukan masyarakat Indonesia, khususnya pemilih, untuk mewujudkan pemilu damai. Ia menekankan agar pemilu jangan menjadi pemicu konflik.
Din mengutarakan hal itu karena khawatir dengan tingginya konstelasi politik selama pemilu yang menciptakan polarisasi. "Menyerukan pada segenap warga Indonesia, marilah kita laksanakan pemilu baik pileg dan pilpres dengan tekad mewujudkan pemilu damai, berkualitas dan beradab," katanya pada Republika.co.id, Senin (8/4).
Mantan ketum PP Muhammadiyah itu meminta masyarakat menghargai proses pemilihan pemimpin sebagai bagian dari demokrasi. Ia mengimbau pemilu hanya alat mencari pemimpin, bukan alat pemisah anak bangsa.
"Jangan sampai (pemilu), berubah menjadi cara tak beradab, terlalu mahal harga sosial yang harus dibayar bangsa ini hanya gara-gara pemilu kemudian mengalami perpecahan," ujar alumnus Ponpes Modern Gontor itu.
Selain itu, pria kelahiran NTB tersebut mengingatkan agar masyarakat menggunakan hak pilihnya. Namun, ia mengatakan, perbedaan pilihan di tengah masyarakat harus disikapi bijak.
"Marilah rakyat Indonesia menggunakan hak politiknya secara baik dan bertanggungjawab, pilih pemimpin sesuai pilihannya. Namun walau beda pilihan politik, tidak seyogyanya berseteru dan terlibat konflik, apalagi perpecahan," imbaunya.
Pemilu 2019 bakal berlangsung sembilan hari lagi. Untuk pertama kalinya, pileg dan pilpres bakal diselenggarakan bersamaan atau serentak.