Senin 08 Apr 2019 13:04 WIB

Din Syamsuddin Serukan Pemilu Damai

Din khawatir tingginya konstelasi politik selama pemilu yang menciptakan polarisasi.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Ratna Puspita
Umat Islam Menghadapi Pemilu 2019. Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsuddin (kanan) bersama Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI Didin Hafidhudin memimpin Rapat Pelno ke-34 Dewan Pertimbangan MUI di Jakarta, Rabu (30/1/2019).
Foto: Republika/ Wihdan
Umat Islam Menghadapi Pemilu 2019. Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsuddin (kanan) bersama Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI Didin Hafidhudin memimpin Rapat Pelno ke-34 Dewan Pertimbangan MUI di Jakarta, Rabu (30/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin menyerukan masyarakat Indonesia, khususnya pemilih, untuk mewujudkan pemilu damai. Ia menekankan agar pemilu jangan menjadi pemicu konflik.

Din mengutarakan hal itu karena khawatir dengan tingginya konstelasi politik selama pemilu yang menciptakan polarisasi. "Menyerukan pada segenap warga Indonesia, marilah kita laksanakan pemilu baik pileg dan pilpres dengan tekad mewujudkan pemilu damai, berkualitas dan beradab," katanya pada Republika.co.id, Senin (8/4).

Baca Juga

Mantan ketum PP Muhammadiyah itu meminta masyarakat menghargai proses pemilihan pemimpin sebagai bagian dari demokrasi. Ia mengimbau pemilu hanya alat mencari pemimpin, bukan alat pemisah anak bangsa.

"Jangan sampai (pemilu), berubah menjadi cara tak beradab, terlalu mahal harga sosial yang harus dibayar bangsa ini hanya gara-gara pemilu kemudian mengalami perpecahan," ujar alumnus Ponpes Modern Gontor itu.

Selain itu, pria kelahiran NTB tersebut mengingatkan agar masyarakat menggunakan hak pilihnya. Namun, ia mengatakan, perbedaan pilihan di tengah masyarakat harus disikapi bijak.

"Marilah rakyat Indonesia menggunakan hak politiknya secara baik dan bertanggungjawab, pilih pemimpin sesuai pilihannya. Namun walau beda pilihan politik, tidak seyogyanya berseteru dan terlibat konflik, apalagi perpecahan," imbaunya.

Pemilu 2019 bakal berlangsung sembilan hari lagi. Untuk pertama kalinya, pileg dan pilpres bakal diselenggarakan bersamaan atau serentak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement