REPUBLIKA.CO.ID, LAMPUNG -- Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Hasto Kristiyanto angkat bicara terkait surat terbuka Ketua Umum partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Hasto mengaku sangat memahami kegelisahan SBY terkait kritik kampanye akbar calon presiden (capres) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
"Kami bisa memahami kegelisahan dari SBY, terlebih dalam putaran terakhir ini Pak Prabowo menampilkan sosok yang mudah emosional, kemudian menampilkan kampanye yang berbeda jauh dari yang diharapkan Pak SBY," kata Hasto Kristiyanto di sela kampanye akbar di Lampung Selatan, Ahad (7/4).
Hasto mengatakan sependapat dengan SBY soal kampanye pilpres. Menurut Sekjen PDIP itu, kampanye memang seharusnya dilakukan secara lazim, tidak inklusif agar dapat mencerminkan ke-Indonesiaan.
"Kami sangat memahami kegelisahan SBY itu. Apalagi dia sosok pemimpin yang santun, yang tidak menyukai kata-kata kasar, fitnah dan hoaks, yang selama ini banyak dilakukan oleh pendukung Prabowo-Sandi," ujar Hasto.
Sebelumnya, SBY menegur secara terbuka pasangan calon (paslon) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Teguran ini tak terlepas kampanye akbar yang dilakukan pasangan nomor urut 02 itu di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK).
SBY memandang kampanye yang tak lazim dan ekskusif yang dilakukan Prabowo-Sandi dinilai berbahaya. Sebab akan menguatkan polarisasi yang sudah tercipta di tengah masyarakat.
"Cegah demonstrasi apalagi show off force identitas, baik yang berbasiskan agama, etnis serta kedaerahan, maupun yang bernuansa ideologi, paham dan polarisasi politik yang ekstrim," kata SBY lewat surat tertulisnya.
SBY sempat menyurati sejumlah petinggi Partai Demokrat dan meminta agar mereka memberikan masukan kepada Prabowo-Sandiaga agar acara tersebut terkait kampanye akbar tersebut. SBY menyurati Ketua Wanhor PD Amir Syamsudin,Waketum PD Syarief Hassan dan Sekjen PD Hinca Panjaitan.