Kamis 04 Apr 2019 18:32 WIB

Freeport Evakuasi Korban Insiden Jatuhnya Material Tambang

Dua pekerja tertimbun masih dalam proses pencarian.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolanda
Sejumlah kendaraan yang mengangkut karyawan PT Freeport melakukan konvoi ketika meninggalkan terminal Gorong-gorong di Timika, Mimika, Papua, Kamis (16/11).
Foto: Antara/Jeremias Rahadat
Sejumlah kendaraan yang mengangkut karyawan PT Freeport melakukan konvoi ketika meninggalkan terminal Gorong-gorong di Timika, Mimika, Papua, Kamis (16/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Freeport Indonesia hingga saat ini masih melakukan evakuasi terhadap dua pekerja yang menjadi korban insiden jatuhnya material tambang di side grasberg, Tembagapura. Peristiwa tersebut terjadi pada Rabu (3/4) sore dan belum diketahui penyebabnya sampai saat ini.

Juru Bicara Freeport Indonesia, Riza Pratama mengakui adanya insiden material jatuh dari jalur pengangkutan batuan bijih di area Ore Bin 6, Mile Post 74, Tembagapura, sekitar pukul empat sore. Karena kejadian tersebut, empat pekerja menjadi korban.

"Dua pekerja sudah kami selamatkan pada Rabu sore ketika material dari Pit Grasberg keluar dengan cepat melalui  area Ore Bin 6 ketika perbaikan sedang dilakukan pada sebuah feeder di area tersebut," ujar Riza kepada Republika.co.id, Kamis (4/4).

Ia mengatakan dua pekerja selamat saat ini mengalami cedera ringan dan sudah dievakuasi oleh tim medis PTFI. Hanya saja, kata Riza, masih ada dua pekerja lagi yang masih dalam tahap pencarian hingga saat ini.

"Tim Rescue terus mencari dua karyawan yang hilang. Dua korban selamat dengan cedera ringan telah dievakuasi dan masih dalam observasi pihak medis di Rumah Sakit," ujar Riza.

Ia juga menjelaskan tim PTFI yang terdiri dari Geo Engineering bersama inspektur tambang ESDM sedang melakukan investigasi atas kejadian tersebut. "Para petugas Geo Engineering dan Inspektur Tambang tengah dan akan melakukan investigasi di lokasi kejadian," ujar Riza.

Ditemui di Kementerian ESDM, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara, Kementerian ESDM, Bambang Gatot Ariyono menjelaskan insiden jatuhnya material tersebut bukanlah longsor seperti yang disebut-sebut sejauh ini. Bambang menyebutkan insiden tersebut disebut mud flow atau aliran lumpur yang kerap terjadi di wilayah tambang.

"Itu namanya mud flow di dalam tambang, itu suatu kejadian yg biasa artinya sering terjadi," ujar Bambang, Kamis (4/4).

Bambang juga menjelaskan kejadian mud flow tersebut biasanya terjadi di tambang dalam. Hanya saja, kejadian mud flow biasanya berada di satu lokasi yang tidak melebar. 

"Namun harusnya keseluruhan operasional pertambangan tidak terganggu. Itu soalnya ada di tambang dalam," ujar Bambang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement