REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK UTARA -- Kesulitan air bersih dirasakan warga Desa Senaru, Kecamatan Bayan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB). Warga Desa Senaru, Rudi, mengatakan, kondisi tersebut terjadi setelah sumber mata air dan pipanya tertimpa longsoran pascagempa yang melanda Pulau Lombok pada Ahad (17/3).
"Gempa kemarin membuat banyak longsoran di kaki Gunung Rinjani, Lokok Prabu, yang jadi sumber mata air. Akhirnya mata air tertimbun sama penampungannya hilang, sampai saat ini belum bisa diperbaiki," ujar Rudi kepada Republika.co.id, Kamis (4/4).
Rudi menyampaikan kesulitan air bersih sangat dirasakan masyarakat Senaru yang berada di bagian atas. Sementara masyarakat Senaru yang berada di bagian bawah masih mendapatkan suplai air. Kesulitan air bersih, kata Rudi, membuat dia dan masyarakat Senaru membeli air guna kebutuhan sehari-hari. Rudi yang juga merupakan pengelola sebuah penginapan di Senaru membeli air bersih untuk kebutuhan tamu hotel.
"Semua beli air, yang 1.100 liter itu Rp 75 ribu, jadi agak susah mau bangkit pariwisata soalnya semuanya yang vital-vital masih krisis," kata Rudi.
Rudi berharap pemerintah segera menemukan solusi agar krisis air bersih di Senaru bisa cepat teratasi.
"Mungkin kondisi medan yang sulit dan cuaca yang masih hujan membuat perbaikan belum cepat teratasi," ucap Rudi.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Lombok Utara Zaldy Rahardian membenarkan tertutupnya sumber mata air di Senaru akibat gempa. Padahal, dia katakan, Pemkab Lombok Utara bersama TNI sudah memasang pipa di sekitar sumber mata air tersebut pascagempa yang melanda Lombok pada tahun lalu.
"Pipa sudah kita pasang dan sudah bisa penuhi kebutuhan warga, tapi terjadi lagi gempa kemarin, posisi pipa ada di tebing, dan tebing itu longsor saat gempa kemarin, itu menjadi persoalan," kata Zaldy.
Zaldy mengungkapkan kondisi sumber mata air di Lokok Prabu tergolong ekstrem. Pemasangan pipa sendiri dibantu oleh TNI lantaran posisi pipa yang berada di tebing. Pascarusaknya sumber mata air di Lokok Prabu, lanjut Zaldy, Pemkab Lombok Utara sedang mencari alternatif sumber mata air lain.
"Kita masih upayakan kerja sama dengan PDAM penanganan sementara di sana. Dampak mulai kemarin juga kita punya air terjun di (Kecamatan) Gangga tidak ada airnya karena di atas itu patah, jadi air belum turun sudah masuk ke tanah di atas," ungkap Zaldy.
Zaldy menyampaikan, Dinas PUPR Lombok Utara sedang menghitung kebutuhan alokasi anggaran perbaikan sumber mata air dan akan meminta bantuan kembali TNI untuk pemasangan pipa.
"Alokasi anggaran cukup besar karena itu di tebing. Kemarin saja kalau tidak ada TNI, itu tidak bisa selesai pemasangan pipa," kata Zaldy.
Direktur PDAM Lombok Utara Raden Waliadin mengatakan, PDAM Lombok Utara sudah memasang pipa sepanjang 2 kilometer (km) di Senaru bagian bawah. Keberadaan pipa tersebut, kata Raden, mampu memberikan suplai air bersih ke sejumlah wilayah yang berada di Senaru bagian bawah seperti Sukadana, Ancak, hingga Kebaloan.
Menurut Raden, rusaknya sumber mata air berdampak pada akses pelayanan terhadap pelanggan sambungan rumah (SR) di wilayah tersebut. Dia menyebutkan sekitar 67 SR tidak bisa dilayani. Sementara SR yang lain sudah dapat mengakses air bersih yang diupayakan PDAM dengan mengakses sumber mata air lain yakni sumber mata air Singang Pitu Nae dan Mandala.
"Cuma yang belum bisa kita layani puncaknya yang di atas Senaru, paling atas, hanya 67 sambungan rumah atau 67 kepala keluarga yang belum dapat, sisanya sudah kita layani dari pascakerusakan kemarin," ucap Raden.
Raden menyampaikan sumber mata air Lokoq Prabu selama ini menjadi andalan untuk pendistribusian jaringan perpipaan PDAM, terutama kepada pelanggan yang ada di Kecamatan Bayan. Raden mengatakan, pascagempa tahun lalu, PDAM sudah melakukan perbaikan sambungan sumber mata air dan telah memberikan suplai air bersih, namun kembali mengalami kerusakan saat gempa kembali mengguncang Lombok pada Ahad (17/3).
"Setelah gempa kemarin ada longsor, nah longsor itu yang membuat mata air hilang sampai sekarang. Gempa tahun lalu hanya pipa saja yang rusak, tapi gempa yang kemarin membuat mata air tertutup total dengan batu, kayu, pasir, itu persoalan," kata Raden.
PDAM Lombok Utara, dia katakan, sedang mencari alternatif sumber mata air agar bisa melayani 67 SR yang belum terfasilitasi air bersih.