Kamis 04 Apr 2019 10:15 WIB

Korban Longsor Sukabumi Mulai Tempati Rumah Baru

Upaya relokasi korban longsor ke rumah baru mulai dilakukan Rabu (3/4) lalu.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Gita Amanda
Sejumlah warga membangun kembali rumah adatnya pasca longsor yang terjadi di Kampung Cimapag, Desa Sinarresmi, Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (6/3/2019).
Foto: Antara/Nurul Ramadhan
Sejumlah warga membangun kembali rumah adatnya pasca longsor yang terjadi di Kampung Cimapag, Desa Sinarresmi, Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (6/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Upaya relokasi terhadap korban bencana longsor di Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi mulai dilakukan. Hal ini ditandai dengan selesainya pembangunan rumah warga di lahan relokasi.

Sebelumnya, bencana longsor menerjang Kampung Cigarehong, Dusun Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, pada 31 Desember 2018 lalu. Dalam kejadian itu sebanyak 32 orang meninggal dunia dan satu orang korban hilang.

Baca Juga

Kepala Desa Sirnaresmi Iwan Suwandri mengatakan, saat ini kondisi di desanya mulai membaik. "Masyarakat beraktifitas seperti biasa, bahkan di musim panen ini warga melakukan panen bersama,’’ cetus dia, Rabu (3/4) lalu.

Menurut Iwan, pembangunan rumah korban pascabencana terus dilakukan. Di mana tempat relokasi saat ini masih di sekitar wilayah tersebut yaitu di Kampung Baru Dusun Cimapag.

Jaraknya dari lokasi longsor ke lahan relokasi, kata Iwan, kurang lebih satu kilometer. Anggaran pembangunan yang digunakan berasal dari bantuan pemerintah dan dari para donatur.

Iwan menerangkan, sampai saat ini rumah yang telah dibangun sebanyak 15 rumah dan 15 leuit atau lumbung padi. Rencananya pembangunan rumah di lahan relokasi sebanyak 28 rumah dan 28 leuit. Sisa rumah yang belum dibangun masih dalam proses pembangunan.

"Ada sebanyak 13 rumah dan 13 leuit yang masih dalam proses,’’ ujar Iwan. Perkembangan relokasi warga ini juga telah dilaporkan kepada Bupati Sukabumi Marwan Hamami.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement