Senin 01 Apr 2019 21:34 WIB

Survei: Jokowi Menang Tipis dari Prabowo di Jabar

Jokowi-Ma'ruf meraih 48,96 persen atau unggul 2,15 persen dari Prabowo-Sandi.

Rep: Arie Lukihardianti / Red: Ratna Puspita
Jokowi-Maruf dan Prabowo-Sandi
Foto: mgrol100
Jokowi-Maruf dan Prabowo-Sandi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pasangan Joko Widodo-Maruf Amin menang tipis dari pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pemilu Presiden 2019 di Jawa Barat. Hal tersebut berdasarkan survei yang dilakukan Rectoverso Institut pada 15-25 Maret terhadap 7.500 responden di Jabar. 

Menurut Direktur Rectoverso Institute Romdin Azhar, surveinya terbaru ini menunjukkan bahwa elektabilitas pasangan Joko Widodo-Maruf Amin mencapai 48,96 persen. Dengan angka itu, Jokowi-Ma’ruf unggul sekitar 2,15 persen dari Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang meraih 46,81 persen. 

Baca Juga

Romdin mengatakan, responden yang belum menentukan pilihan sebanyak 4,23 persen. “Margin of error 4,47 persen,” ujar Romdin kepada wartawan di Bandung, Senin (1/4).

Pasangan nomor urut 01 tersebut unggul di 15 kabupaten/kota di Jawa Barat seperti di Kota Bandung, Cimahi, Bogor, Bekasi, dan Cirebon. Sedangkan pasangan nomor 02, kata dia, unggul di 12 daerah seperti di Kabupaten Bandung Barat, Cianjur, Purwakarta, Kuningan, Tasikmalaya, dan Garut. 

Menurutnya, kemenangan Joko Widodo-Maruf Amin ini tidak terlepas dari kinerja calon presiden tersebut. Berdasarkan hasil surveinya, kata Romdin, sekitar 72 persen responden merasa puas dengan kinerja Joko Widodo selama memimpin lima tahun terakhir ini. "Yang menilai buruk hanya 22,55 persen, sangat buruk 1,96 persen," katanya.

Namun, Romdin mengakui kepuasan ini tidak signifikan menurut persepsi responden. Dari sisi ekonomi, yang puas 58 persen dan yang tidak puas 42 persen. Sedangkan dari sisi politik, hanya 60 persen yang menilai baik. "Sisanya 40 persen menilai buruk," katanya.

Di tempat yang sama, pakar politik dari Universitas Padjajaran Firman Manan menilai, elektabilitas Joko Widodo-Maruf Amin belum aman meski saat ini unggul. Jika ingin kokoh raihan suaranya, pejawat harus memiliki elektabilitas di atas 70 persen.

"Kinerja pemerintahan memang puas. Tapi elektabilitas unggul tipis. Jika dilihat dari faktor-faktornya (ekonomi dan politik) pun, banyak yang tidak puas," katanya.

Kondisi ini, kata Firman, sangat dipengaruhi oleh serangan fitnah dan berita bohong (hoaks) yang menerpa pasangan nomor 01 tersebut khususnya melalui media sosial. Sebagai contoh, Joko Widodo diserang isu PKI dan SARA. "Sehingga dari sisi politik, masih banyak yang tidak puas," katanya. 

Selain itu, kata dia, Hoaks dan fitnah pada faktor ekonomi pun turut menggerus elektabilitas Joko Widodo-Maruf Amin. Sekarang pun terus disebarkan seakan-akan harga kebutuhan pokok mahal-mahal. "Juga dengan serbuan TKA dari China yang selalu diulang-ulang di medsos," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement