Senin 01 Apr 2019 17:58 WIB

Inflasi Kota Malang Tertinggi se-Jatim

sebelumnya kota Malang deflasi 0,42, kini harus mengalami inflasi di angka 0,36.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Esthi Maharani
Inflasi
Inflasi

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Inflasi Kota Malang pada Maret ini disebut-sebut tertinggi se-Jawa Timur (Jatim). Kota Malang yang sebelumnya deflasi 0,42, kini harus mengalami inflasi di angka 0,36.

"Bulan kemarin Kota Malang deflasi, sekarang inflasi karena ada kecenderungan naiknya," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, Sunaryo dalam konferensi pers (konpers) inflasi Maret 2019 di Kantor BPS, Sukun, Kota Malang, Senin (1/4).

Di Jawa Timur, kata Sunaryo, inflasi Kota Malang berbeda sedikit dengan Banyuwangi yang berada di angka 0,17 persen. Kemudian disusul Kediri sekitar 0,16 persen dan Surabaya sebesar 0,15 persen. Selanjutnya, Madiun dengan inflasi sekitar 0,14 persen di Maret 2019.

Menurut Sunaryo, penyumbang inflasi terbesar berasal dari harga tiket angkutan udara. Kenaikan harganya mencapai 14,12 persen dengan andil 0,3324 persen di Maret ini.

Tak hanya tiket pesawat, harga bawang putih juga ikut menyumbang inflasi. Harga bahan pokok ini naik hingga 17,64 persen dengan andil 0,0662 persen. Kenaikan pangan ini tidak hanya terjadi di Kota Malang, tapi juga daerah-daerah lainnya.

Sementara kelompok penghambat inflasi berasal dari harga cabai merah. Pangan ini mengalami penurunan harga sebesar 9,84 persen dengan andil -0,0244 persen. Harga batu bata yang turun hingga 4,00 persen juga termasuk di dalamnya.

Melihat angka tersebut, Sunaryo mengungkapkan, inflasi Kota Malang juga menjadi tertinggi selama empat tahun terakhir. Maret di 2016 berada di angka 0,02 persen lalu mengalami deflasi sebesar -0,09 persen di tahun berikutnya. Sementara di Maret 2018 mencapai 0,12 persen.

"Perlu diingat, inflasi itu diperlukan karena bagian dinamika ekonomi suatu daerah," tambah dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement