Senin 01 Apr 2019 09:06 WIB

Datangi Jayapura, Yohana Pastikan Proses Pemulihan Trauma

Yohana menginstruksikan penanganan perempuan dan anak maksimal.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Nashih Nashrullah
Suasana pengungsian di Pos Induk Banjir Bandang Sentani di Gunung Tanah Merah, Jayapura, Papua, Kamis (21/3/2019).
Foto: Antara/Zabur Karuru
Suasana pengungsian di Pos Induk Banjir Bandang Sentani di Gunung Tanah Merah, Jayapura, Papua, Kamis (21/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, SENTANI – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Yohana Yembise mengunjungi korban bencana banjir bandang Sentani, Kabupaten Jayapura pada Ahad, (31/3). 

Yohana ingin melihat langsung dan memastikan proses pemulihan trauma pascabencana pada perempuan dan anak sudah berjalan baik.

Baca Juga

Yohana sebelumnya menginstruksikan deputi terkait untuk  melihat langsung kondisi perempuan dan anak pascabencana banjir di Sentani. Hasilnya, bantuan yang spesifik untuk anak pun telah diberikan diantaranya susu, makanan dan perlengkapan bayi, pakaian anak, mainan anak, dan perlengkapan mandi. Selain itu diberikan juga kebutuhan spesifik perempuan seperti, pakaian daster, susu ibu hamil dan lansia, selimut.

“Memberikan bantuan pokok memang penting, namun memastikan agar perempuan dan anak tetap dapat hidup layak dan tidak mengalami trauma pasca bencana juga tidak kalah penting," katanya dalam keterangan resmi, Senin had (31/3).

Dia menyebut kegiatan rehabilitasi psikologis dan pemulihan trauma pasca bencana dapat dilakukan dengan mengajak anak untuk bermain, bernyanyi, bercerita, dan berdoa bersama.

"Sebab anak harus tetap merasakan senang, aman, dan nyaman walaupun dalam kondisi pasca bencana," ujarnya.

Deputi Bidang Perlindungan Hak Perempuan Kemen-PPPA, Vennetia R Dannes, mengatakan kehadirannya untuk memastikan kondisi perempuan dan anak pada proses rehabilitasi. Dia mendukung terselenggaranya proses pemulihan trauma pascabencana agar korban bisa kembali menatap masa depan. 

"Oleh karena itu, kami membawa psikolog khusus perempuan dan anak agar dapat memberikan pemulihan dan pemahaman tentang bagaimana agar dapat bangkit dari bencana," tambahnya.

Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyebut hingga akhir 2019, masih ada 5.347 jiwa yang tersebar di 21 titik posko pengungsian. Mayoritas korban yang masih ada di pengungsian merupakan korban dari meluapnya Danau Sentani. 

Sedangkan di posko pengungsian Gedung Olahraga Toware, jumlah pengungsi yang masih bertahan sebanyak 532 jiwa, mayoritas mereka berasal dari Distrik Sentani. Adapun jumlah pengungsi perempuan sebanyak 130 jiwa, laki-laki sebanyak 146, dan pengungsi anak sebanyak 226 jiwa. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement