Ahad 31 Mar 2019 16:29 WIB

TKN Ungkap Perbedaan Pengembangan Pemerintahan Saat Debat

TKN menilai pandangan Jokowi jauh ke depan.

Capres No 01 Joko Widodo bersama Capres No 02 Prabowo Subianto dan ketua KPU Arief Budiman saat debat keempat Capres 2019 di Hotel Shangri-La, Jakarta, Sabtu (30/3).
Foto: Republika/Prayogi
Capres No 01 Joko Widodo bersama Capres No 02 Prabowo Subianto dan ketua KPU Arief Budiman saat debat keempat Capres 2019 di Hotel Shangri-La, Jakarta, Sabtu (30/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf  yang juga Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto, menilai adanya perbedaan mendasar antara Jokowi dan Prabowo. Terutama, mengenai visi pengembangan pemerintahan untuk kebijakan Industri 4.0.

Kata dia, Jokowi berpandangan jauh ke depan terhadap pentingnya platform pemerintahan berbasis digital dan melayani (dilan). Sementara Prabowo tidak beranjak dari kritik lamanya yang usang tentang pajak, korupsi dan kekayaan lari ke luar negeri.

Baca Juga

"Pernyataan Prabowo lebih baik pakai teknologi lama daripada kekayaan lari ke luar negeri adalah retorika usang. Sementara Pak Jokowi lebih memilih berjibaku dengan berbagai persoalan bangsa dan hasilnya adalah prestasi kerja," kata Hasto usai acara nonton bareng (nobar) debat capres keempat di Studio For Jokowi di Jalan Surabaya 3, Menteng, Jakarta, Sabtu (30/3) seperti dikutip Republika.co.id dari siaran persnya.

Menurut Hasto, dalam mengatasi kelemahan mendasar tentang gagasan membumi, Prabowo cenderung menampilkan berbagai pernyataan bahasa asing. Ini menunjukkan seolah-olah penguasaan bahasa adalah segala-galanya.

Mengenai materi debat di bidang politik pertahanan, ia menyebut Jokowi sangat memuaskan dan mampu secara komprehensif menjelaskan konsepsi politik pertahanan.

Pemahaman terhadap titik-titik strategis guna melindungi seluruh kawasan Indonesia dari Aceh hingga Papua dan dari Miangas hingga ke Rote menjadi daya kejut Pak Jokowi.

Acara nobar debat juga dihadiri Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf Moeldoko, Wakil Ketua MPR yang juga Wasekjen PDIP Ahmad Basarah. Selain itu,  Ketua Relawan Arus Bawah Jokowi (ABJ) Michael Umbas, para relawan dan elemen masyarakat pendukung Jokowi-Ma'ruf.

Sementara, Ketua Umum Arus Bawah Jokowi (ABJ) yang juga Wakil Kepala Rumah Aspirasi #01 Michael Umbas mengungkapkan, dalam debat mengenai pertahanan Prabowo hanya berfokus pada proporsionalitas anggaran TNI dari pada hal fundamental tentang konsepsi politik pertahanan.

Pada materi debat ini, Jokowi yang notabene dari kalangan sipil lebih percaya pada TNI, sementara Prabowo tidak percaya pada laporan TNI. Ia menyinggung kebiasaan asal bapak senang (ABS) pada kubu Prabowo.

"ABS justru di Prabowo. Salah satu bukti ABS kepada Prabowo, ketika menerima laporan hasil Pilpres 2014 yang langsung sujud syukur dan percaya diri telah menang tapi kenyataannya bertolak belakang karena kalah," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement