Ahad 31 Mar 2019 15:21 WIB

Tuhan yang tak Pernah Absen Mencoblos

Tuhan mencoblos sebelum berangkat bekerja.

Ilustrasi pemilihan umum (Pemilu)
Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Ilustrasi pemilihan umum (Pemilu)

REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER --  Dalam beberapa tahun terakhir, jagad maya dan media massa diramaikan oleh kenyataan bahwa kata Tuhan dijadikan nama seseorang. Warga yang memiliki nama "Tuhan" dan sempat menjadi viral di media sosial itu, salah satunya adalah warga tinggal di Kelurahan Slawu, Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Memiliki nama unik yang diberikan oleh orang tuanya sejak lahir merupakan kebanggaan tersendiri bagi Tuhan (69 tahun). Meski nama aslinya bernama Tuhan, namun tetangganya sering kali memanggilnya dengan nama Pak Farida karena anak pertamanya bernama Farida. Ia juga akrab dipanggil "Pucit" yang merupakan panggilannya sejak kecil di kampung halaman asalnya di Kelurahan Gebang, Kecamatan Patrang.

Baca Juga

Pucit yang lahir 26 September 1950 itu tidak lagi dipanggil Tuhan setelah menikah dengan Misnawati (58) dan memiliki dua anak yang bernama Farida dan Siti Romlah Handayani. Bahkan saat ini jarang orang tahu kalau namanya Tuhan, seperti yang tertera di kartu tanda penduduk (KTP).

Ia juga tidak mengerti mengapa orang tuanya memberikan nama Tuhan yang artinya sang pencipta. Pria yang bekerja sebagai buruh tani itu tidak pernah bertanya tentang pemberian nama itu saat kedua orang tuanya masih hidup.

Bahkan ketiga kakaknya yang memiliki nama Mapuk, Ami, dan Sahari juga tidak pernah memberitahu ia alasan kedua orang tuanya memberi nama tersebut.

Tuhan meyakini bahwa orang tuanya memiliki keinginan baik dan tujuan mulia dengan memberikan nama tersebut. Harapannya agar ia bisa menjalani kehidupan dunia dan akhirat yang lebih baik, serta menjalankan ibadah sesuai syariat Islam dengan tekun

Ia mengaku tidak punya beban menyandang nama Tuhan yang diberikan orang tuanya karena selama ini tidak pernah ada orang mencibirnya atau mempersoalkan dengan nama yang di milikinya. Bahkan ia berusaha menjalani hidup dengan cara sederhana, giat bekerja, selalu menolong orang lain dan beribadah sesuai agama Islam.

Tuhan yang sehari-hari menjadi buruh tani dan mencari rumput untuk dua ekor sapi milik tetangganya itu selalu berangkat pagi-pagi sekali untuk bekerja di sawah atau ladang orang lain.

Ia bekerja tanpa mengeluh di usianya yang kini tak lagi muda dan menerima bayaran berapapun yang diberikan pemilik lahan kepadanya.  Meski hanya sebagai buruh tani yang tidak memiliki lahan, bapak dua anak itu tetap berusaha mencukupi kebutuhan sehari-hari keluarganya dan dibantu dengan istrinya yang juga sebagai buruh tani.

Di usianya yang hampir 70 tahun, ia tetap semangat bekerja di lahan pertanian milik orang lain.< Tuhan mengaku hanya mengenyam pendidikan satu tahun di bangku sekolah dasar saat itu dan tidak meneruskan sekolah karena persoalan biaya, sehingga ia tidak bisa membaca dan menulis. Ia hanya membubuhkan cap jempol ketika mengurusi administrasi kependudukan dan lainnya.

Kendati buta aksara, ia selalu aktif mengikuti kegiatan di lingkungannya, seperti pengajian dan kegiatan RT atau RW di lingkungan setempat. Tuhan tidak pernah absen untuk menyalurkan hak pilihnya setiap ada kegiatan pemilu lima tahunan di wilayah setempat.

Tuhan mengaku selalu datang ke tempat pemungutan suara (TPS) untuk menyalurkan hak suaranya setiap ada momentum pesta demokrasi lima tahunan dan tidak pernah absen, meskipun dalam keadaan sakit. Menurutnya, satu suara yang diberikan warga sangat berarti untuk masa depan yang lebih baik dan hal itu dilakukan merupakan kewajiban sebagai warga negara.

"Saya selalu menyempatkan datang ke TPS untuk mencoblos setiap ada pemilu dan biasanya saya datang pagi-pagi sekali sebelum bekerja menjadi buruh tani di sawah. Petugas sudah tahu dan mereka datang lebih pagi juga," katanya.

Tuhan mengaku tidak pernah absen atau golput dalam pemilu karena kehadirannya ke TPS juga sangat diharapkan penyelenggara pemilu untuk mendongkrak partisipasi pemilih di wilayah setempat. Meskipun kadang  ia tidak tahu visi misi para kandidat pemimpin bangsa tersebut dan hanya melihat dari televisi serta berdiskusi dengan anaknya.

Ia juga tidak pernah dipaksa untuk menyalurkan hak pilihnya dan memilih salah satu calon tertentu karena Tuhan sadar bahwa pilihannya sesuai hati nurani dan saat berada di dalam bilik suara. Ia akan mencoblos sesuai petunjuk sah surat suara yang pernah disosialisasikan dari penyelenggara pemilu karena.

Di Pemilu 2019, Tuhan mengaku sudah punya pilihan untuk memilih pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) dan anggota DPRD Jember berdasarkan informasi yang didapatnya dari pengajian dan anaknya. Namun untuk DPR, DPRD Provinsi Jatim, dan DPD masih belum memiliki pilihan.

Ia juga meminta kedua putrinya yang sudah berkeluarga untuk menyalurkan hak pilihnya dan melarang keras untuk tidak memilih (golput) karena tindakan itu dinilai tidak baik untuk menyukseskan pemilu. 

Farida yang merupakan anak pertama Tuhan mengatakan bapaknya selalu datang ke TPS setiap pemilu. Petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) juga mafhum kalau Tuhan selalu hadir di TPS lebih awal sebelum bekerja di sawah.

Meski hanya setahun mengenyam pendidikan dan masih buta aksara, lanjut dia, kesadaran politik bapaknya untuk menyalurkan hak suaranya di TPS sangat tinggi dan patut diapresiasi dalam menyukseskan pemilu. Setiap pesta demokrasi Tuhan tidak pernah golput dan selalu mengajak keluarga serta tetangganya untuk datang ke

Sementara itu, data Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jember mencatat sejumlah nama "Tuhan" masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu 2019. "Enam nama Tuhan itu tersebar di lima kecamatan, yakni satu orang berada di Kecamatan Arjasa, satu orang di Kecamatan Balung, satu orang di Kecamatan Patrang, satu orang di Kecamatan Kencong, dan dua orang di Kecamatan Sumberbaru," kata komisioner KPU Jember Ahmad Hanafi.

Menurutnya, nama Tuhan tersebut bukan kali pertama masuk dalam DPT pemilu, namun sudah terdaftar dalam pemilu sebelumnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement