Sabtu 30 Mar 2019 08:35 WIB

BMKG Prediksi Kemarau Dimulai April

Wilayah yang akan lebih dulu mengalami kemarau adalah Nusa Tenggara dan Riau.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Friska Yolanda
Foto udara puluhan hewan ternak berada di ladang sawah tadah hujan yang mengalami kekeringan di Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur, Selasa (18/8).
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Foto udara puluhan hewan ternak berada di ladang sawah tadah hujan yang mengalami kekeringan di Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur, Selasa (18/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Bidang Analisis Variabilitas Iklim Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Indra Gustari memprediksi sebagian daerah di Indonesia bakal mulai masuk periode musim kemarau pada April 2019. BMKG mengimbau daerah tersebut mempersiapkan diri menghadapi kemarau.

"Kami sudah menyatakan bahwa potensi musim kemarau tahun 2019 ini akan dimulai di bulan April. Walau pun sebagian wilayah yang lain akan mulai pada bulan Mei," kata Indra saat konferensi pers di kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Jumat (29/3).

Ia mengingatkan musim kemarau lebih awal patut dipersiapkan oleh wilayah yang mengalaminya. Di antara wilayah tersebut yaitu Sumatera bagian utara dan tengah, Riau Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur. Pasalnya kehadiran kemarau di wilayah itu terjadi lebih dulu ketimbang daerah lain yang baru mengalami kemarau pada Mei 2019.

"Di wilayah itulah potensi kebakaran hutan dan lahannya lebih besar karena sifatnya sangat kering. Puncak musim kemaraunya antara Agustus atau September dari perkiraan kami," paparnya.

Selain itu, ia memperkirakan el nino berpeluang muncul pada tahun ini. Indikatornya, kata dia terdeteksi dari sejumlah wilayah yang sudah lama tidak turun hujan.

"Beberapa tempat yang sudah lama tidak mendapatkan hujan memicu titik api di lahan gambut atau hutan. Riau memang tipe iklimnya berbeda, puncak hujan hanya terjadi dua kali, awal April dan November," ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement