REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Guguran awan panas masih terus keluar dari Gunung Merapi. Pada Jumat (29/3) pagi, dua guguran awan panas meluncur mengarah ke Kali Gendol.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Ngepos, Heru Suparwaka, melaporkan, awan panas guguran teramati pada pukul 04.14 dan 04.28 WIB. Awan panas meluncur dengan durasi 65 dan 99,4 detik.
"Jarak luncur 650 meter dan 1.000 meter ke arah hulu Kali Gendol," kata Heru, Jumat (29/3).
Total ada 15 guguran umum yang terjadi periode 00.00-12.00, dengan amplitudo sekitar 9-60 milimeter dan durasi 22-64 detik. Lalu, ada empat embusan 4-6 milimeter dan durasi 13,5-17 detik.
Guguran vulkanis dangkal terjadi satu kali beramplitudo 38 milimeter dan durasi 13 detik. Secara visual, asap kawah warna putih intensitas tipis hingga tebal dengan tinggi 100 meter di atas puncak.
Tingkat aktivitas Gunung Merapi masih ada di level dua dengan status waspada. Meski begitu, kegiatan pendakian masih belum direkomendasikan kecuali penyelidikan dan penelitian terkait mitigasi bencana.
"Radius 3 kilometer dari puncak Gunung Merapi agar dikosongkan dari aktivitas penduduk," ujar Heru.
Berhubung sudah terjadi beberapa kali awan panas guguran yang jarak luncurnya semakin jauh, masyarakat yang tinggal di alur Kali Gendol diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap aktivitas Gunung Merapi.
Masyarakat diimbau mewaspadai bahaya lahar, terutama saat terjadi hujan di sekitar puncak Gunung Merapi. Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
Namun, masyarakat diingatkan tidak terpancing isu-isu mengenai Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya. Masyarakat harus tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah atau Pos Pengamatan Gunung Merapi.
"Pemerintah daerah direkomendasikan untuk menyosialisasikan kondisi Gunung Merapi saat ini," kata Heru.