REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Baru setengah bulan beroperasi untuk umum dan diresmikan Presien Joko Widodo pada 8 Maret 2019, Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) Ruas Bakauheni – Terbanggi Besar mulai mengalami kerusakan. Terdapat cekungan di ruas JTTS KM 44, 63 dan 119, yang dinilai mengganggu keselamatan kendaraan pengguna jalan tol.
Cekungan badan jalan tol dirasakan pengguna jalan tol dari arah Pelabuhan Bakauheni dan juga dari arah Bandar Lampung ke Bakauheni. “Cekungan jalan tol terasa bila kendaraan kencang, seperti terbang,” kata Pita, salah seorang PNS di Bandar Lampung, Kamis (28/3).
Menurut dia, munculnya cekungan baik di badan jalan, juga di muara jembatan dan hilir jembatan, sangat mengganggu pengguna jalan tol. Apalagi, kalau pengendara mobil tidak mengetahui adanya cekungan dan kondisi kendaraan lagi melaju kencang. “Seperti terbang melayang, dan penumpang belakang sering kepencut pelapon mobil,” ujarnya.
Ia mengatakan, cekungan muncul barangkali kondisi jalan masih labil namun sudah dilintasi kendaraan besar dan muatan berat setelah resmi beroperasi secara umum dengan gratis. Menurut dia, pihak pengelola jalan tol agar segera memperbaiki jalan yang muncul cekungan sebelum menimbulkan korban.
PT Hutama Karya (HK) telah menerima laporan adanya cekungan jalan tol tersebut. Menurut Pimpro Pembangunan JTTS Ruas I dan II PT HK Slamet Sudrajat, perbaikan jalan tol menjadi prioritas wilayah kerjanya. Selebihnya, akan dikerjakan PT Waskita Karya. Durasi perbaikan diperkirakan hanya dua kali 24 jam sudah kembali mulus.
Perbaikan jalan tol yang muncul cekungan tersebut segera diperbaiki mulai dari KM 44, dan selesai itu menuju KM 63. Di KM 63 kondisi cekungan dinilai sangat signifikan. PT HK sedang melakukan levelling (pengukuran beda tinggi) terhadap jalan yang timbul cekungan tersebut, terutama pada transisi antara jembatan dan jalan.
JTTS ruas Bakauheni (Kabupaten Lampung Selatan) – Terbanggi Besar (Kabupaten Lampung Tengah) telah diresmikan Presiden Jokowi di pintu masuk Tol Natar, Lampung Selatan, pada Jumat (8/3). Sejak diresmikan presiden, jalan tol sepanjang 140,09 kilometer tersebut langsung dibuka untuk umum dengan gratis selama satu bulan.
Arus kendaraan lintas Sumatra dan Jawa yang turun dari kapal di dermaga Pelabuhan Bakauheni langsung mengarah masuk pintu tol Bakauheni. Begitu juga arus kendaraan dari kota-kota di Sumatra dan jalan lintas tengah dan jalan lintas timur masuk pintu tol Terbanggi Besar. Tak heran, pada masa gratis, jumlah kendaraan yang melintas di JTTS Bakauheni – Terbanggi mencapai 15 ribu kendaraan, baik pribadi, bus, dan truk barang.
Para pengendara mobil pribadi, bus penumpang, dan truk barang lebih memilih masuk tol dibandingkan jalan di lintas tengah Sumatra. Selain menghindari kemacetan, juga menghemat biaya, jarak, dan waktu tempuh. “Lumayan kalau lewat tol ke Bakauheni lebih singkat dan lebih hemat dibandingkan lewat jalan lintas Sumatra,” kata Rudi, sopir truk barang tujuan Jakarta.
Ia merasakan lebih hemat karena tidak berhenti di tempat makan di jalan lintas Sumatra dan juga tidak ada pungli di jalan tol. Tapi, ia mengkhawatirkan bila jalan tol sudah berbayar dan mahal, juga berpikir lagi untuk masuk jalan tol. “Mudah-mudahan tarifnya murah,” harap bapak tiga anak tersebut warga Kota Bandar Lampung.