REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Melemahnya ekspor bulu mata dan rambut palsu dari Purbalingga menyebabkan jumlah pengangguran di kabupaten tersebut melonjak. Hal itu diakui Plt Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi, saat membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) 2020 di pendopo Setda setempat, Kamis (28/3).
Dia menyebutkan industri bulu mata palsu dan rambut palsu yang ada di Purbalingga selama ini cenderung bersifat padat karya. Untuk itu, jumlah tenaga kerja yang terserap di sektor industri ini juga cukup besar. Apalagi di Purbalingga ada enam perusahaan yang semula bergerak dalam bidang pembuatan bulumata dan rambut palsu.
Akan tetapi dengan melemahnya ekspor bulu mata palsu dan rambut palsu di pasar global, kegiatan industri juga mengalami penurunan. Bahkan beberapa perusahaan telah merumahkan sebagian pekerjanya. "Pengurangan jumlah karyawan dari perusahaan bulu mata palsu dan rambut palsu merupakan problem baru bagi kita karena jumlah pengangguran terbuka juga semakin meningkat. Ini harus kita pikirkan bersama untuk mencari jalan keluarnya," jelas Tiwi.
Untuk mengatasi hal ini, Tiwi meminta agar sektor UMKM di Purbalingga lebih ditekankan lagi agar serapan tenaga kerja bisa meningkat. "Purbalingga memiliki produk unggulan seperti kopi, nanas, dan hasil olahan lain. Saya berharap pemanfaatan produk unggulan ini bisa dimaksimalkan lagi sehingga masyarakat Purbalingga bisa mandiri dengan membuka usaha sendiri," jelasnya.
Tiwi mengimbau agar kalangan BUMD dan perbankan di Purbalingga bisa memberikan fasilitas untuk melakukan pemberdayaan sekaligus membuka akses modal bagi kalangan pengusaha kecil. "Saya mohon kalangan BUMD serta Bank Jateng untuk membantu UMKM kita agar mereka berkembang dan menjadi solusi atas masalah yang ada sekarang," katanya.
Tiwi mengaku dalam waktu dekat akan mengadakan pertemuan dengan para pelaku UMKM per kecamatan yang ada di Purbalingga. "Saya ingin mendata ulang jumlah UMKM di masing-masing kecamatan dan mendengarkan apa yang dibutuhkan mereka para pelaku UMKM," katanya.