Kamis 28 Mar 2019 15:56 WIB

Longsor dan Genangan Landa Sejumlah Titik Kota Sukabumi

Longsor merobohkan rumah penduduk.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi Banjir
Foto: Republika On Line/Mardiah diah
Ilustrasi Banjir

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Bencana longsor dan banjir genangan melanda Kota Sukabumi pada Rabu (27/3) sore lalu. Kondisi tersebut terjadi setelah wilayah Sukabumi diguyur hujan deras sejak Rabu sore.

Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi menyebutkan, banjir genangan melanda sejumlah titik yakni di Benteng Kidul RT 03 RW 01 Kecamatan Warudoyong. Di mana ada satu unit rumah yang terkena luapan air sungai di belakang rumah.

Baca Juga

Akibatnya luapan air sungai merembes menggenangi ruang dapur dan ruang tengah yang mengenai kasur. "Selain itu banjir jalanan di sekitar ruas Jalan RE Martadinata dan ruas Jalan Lio Santa Kecamatan Citamiang,’’ kata Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Sukabumi Zulkarnain Barhami Kamis (28/3).

Namun banjir tersebut langsung surut beberapa saat setelah hujan berhenti. Selain banjir dilaporkan juga longsor jalan yang mengakibatkan jalan lingkungan terputus dan mengancam rumah satu orang warga di Gang Sukadamai  RT 02  RW 12, Kampung Pasiripis, Kelurahan Subangjaya Kecamatan Cikole.

Panjang jalan mencapai 10 meter, lebar 2 meter dan tinggi 20 meter. Longsor juga terjadi di pinggir Sungai Cipelang dekat jembatan Cipendeuy RT 04 RW 18 Kampung Pasar Sabtu Kelurahan Lembursitu.

Longsoran sungai dengan ukuran 6 meter tinggi 15 meter kata Zulkarnain merobohkan benteng dan pagar rumah salah satu warga. Akibatnya mengancam sebanyak dua rumah atau dua kepala keluarga (KK) yakni Isep (31 tahun) dan Ayip (44 tahun).

Diperkirakan kerugian mencapai Rp 5 juta. "Diperlukan tindakan secepatnya untuk perbaikan pinggir sungai agar ditalud atau dipasang pucuk bambu untuk menghindari longsoran agar tidak meluas,’’ ucap Zulkarnain.

Untuk langkah sementara di lokasi kejadian dipasang terpal terlebih dahulu agar air tidak langsung merembes ke dalam tanah. Menurut Zulkarnian, petugas BPBD selain ke lapangan juga terus melakukan monitor kondisi berkembang di lapangan. Upaya ini untuk memastikan apakah ada ancaman bencana susulan di lokasi tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement