Selasa 26 Mar 2019 11:37 WIB

Soal Survei yang Menangkan Prabowo, Ini Klarifikasi LIPI

Survei itu diselenggarakan Rumah Demokrasi bukan LIPI.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Teguh Firmansyah
Gedung LIPI
Foto: Antara
Gedung LIPI

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Penelitian Politik-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Firman Noor mengoreksi pemberitaan di salah satu media online terkait hasil survei yang seolah melibatkan LIPI dalam diskusi 'Migrasi Suara Pilpres 2019: Hasil Survei versus Realitas' pada Ahad (24/3).

Survei tersebut, sebenarnya diselenggarakan oleh Rumah Demokrasi. Ia sebagai Peneliti LIPI serta Aisah Putri Budiatri hadir dalam diskusi sebagai narasumber.

Baca Juga

Firman mengaku sebagai narasumbr diminta menanggapi secara umum peluang migrasi suara dalam Pemilu 2019.

"Dengan melihat peluang migrasi dapat terjadi melalui perpindahan dari satu pasangan calon ke pasangan calon lain, dan/atau dari swing voter ke salah satu pasangan calon," ujarnya dalam keterangan pers kepada wartawan, Selasa (26/3).

Namun, tegas Firman, LIPI tidak pernah mengeluarkan hasil survei yang menyatakan elektabilitas Jokowi - Maruf 40,30 persen, Prabowo - Sandi 45,45 persen dan tidak tahu/tidak jawab 14.25 persen.

Firman menjelaskan hasil survei yang disampaikan dalam diskusi pada hari itu, adalah hasil survei Rumah Demokrasi yang disampaikan oleh Ramdansyah. "LIPI tidak terlibat sama sekali di dalam proses dan penyampaian hasil survei tersebut," katanya menambahkan.

Kemudian, ia mengklarifikasi terkait dengan pemberitaan video 20 detik oleh salah satu media online yang menjadi rujukan. Menurutnya informasi yang disampaikan terkait dirinya telah menimbulkan interpretasi yang menyesatkan dan menimbulkan kesalahpahaman.

"Sehingga LIPI meminta laman berita tersebut dihapus dan menuntut permohonan maaf oleh pihak portal media online tersebut," terangnya.

Firman juga meminta kepada semua pihak agar lebih cermat, berhati-hati dan bertanggung jawab dalam menyampaikan atau menyebarluaskan berita kepada publik. Agar tidak terjebak pada pemberitaan hoaks yang dapat merugikan kredibilitas sebuah lembaga khususnya mengaitkan nama LIPI.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement