REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG -- Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Bandung mengaku akan mencari tahu penyebab jembatan penghubung dua desa yaitu Desa Sukawening dan Desa Nengkelan yang ambruk, Senin (25/3) pagi. Kemudian mereka akan secepatnya mengajukan perbaikan jembatan.
Sekretaris Dinas PUPR Kabupaten Bandung, Achmad Kosasih mengungkapkan pihaknya melakukan antisipasi dari ambruknya jembatan. Dengan menginformasikan kepada masyarakat tentang jalur alternatif yang ada.
"Sementara aktifitas kendaraan terputus jadi kondisi jembatan bukan runtuh tapi ada penurunan abutmen diakibatkan tergerus air," ujarnya di Soreang, Kabupaten Bandung, Senin (25/3).
Ia mengungkapkan, anggaran perbaikan jembatan tersebut akan diprioritaskan pada APBD Perubahan 2019 mendatang. "Skala prioritas pada APBD Perubahan," katanya.
Sebelumnya, jembatan penghubung antardesa Sukawening dan Desa Nengkelan di Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung ambruk sekitar pukul 08.15 WIB, Senin (25/3). Diperkirakan penyebab robohnya jembatan karena kondisi bawah jembatan yang sudah rusak akibat pengikisan oleh air sungai.
Kapolsek Ciwidey, AKP Ivan Taufiq mengungkapkan kerusakan jembatan yang ambruk berada di kedua bagian sisi jembatan. Atau yang menghubungkan ke badan jalan.
Menurutnya, panjang jembatan yang ambruk tersebut mencapai 10 meter dengan lebar mencapai 8 meter. Akibatnya, pengendara motor dan mobil serta pejalan kaki dari kedua desa tidak bisa melintas.
"Alhamdulillah tidak ada korban jiwa. Untuk sementara jalan tidak bisa digunakan dan bisa melalui jalur alternatif" ujarnya.
Ia mengungkapkan, jalur alternatif bisa melalui jalan Sukarame-Ciburuy dan keluar ke jalan Sukasirna. Atau bisa melalui jalur jalan Desa Mekarmaju- Awisurat, Desa Panyocokan dan Desa Nengkelan.