Senin 25 Mar 2019 14:34 WIB

MUI: Beda Pilihan Sunatullah, Jangan Sampai Terpecah Belah

Ia juga mengajak masyarakat berpikir rasional dalam Pileg dan Pilpres 2019.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ratna Puspita
Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Muhyiddin Junaidi.
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Muhyiddin Junaidi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengajak masyarakat Indonesia dewasa dalam menghadapi Pemilihan Presiden maupun Pemilihan Legislatif 2019 mendatang. Menurut Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Muhyiddin Junaidi, berbeda pilihan dalam Pilpres maupun Pileg adalah hal yang wajar.

Karena itu, ia meminta beda pilihan tidak membuat bangsa Indonesia menjadi terpecah belah. "Ya berbeda pilihan adalah sunatullah, tetapi jangan sampai berbeda pilihan bangsa ini jadi terpecah belah," ujar Muhyiddin saat ditemui di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Senin (25/3).

Baca Juga

Ia juga mengajak masyarakat berpikir rasional dalam Pileg dan Pilpres. Selain itu, MUI juga berharap seluruh pihak siap kalah dan siap menang.

"Sebagai negara keempat terbesar yang mempraktekan demokrasi adalah Indonesia, jadi kalau gara-gara Pilpres kita berkelahi kayaknya malu, menampar muka bangsa Indonesia khususnya umat Islam," ujar Muhyiddin

Tak hanya itu, MUI juga meminta seluruh masyarakat Indonesia menggunakan hak pilihnya dalam Pileg maupun Pilpres. Menurutnya, jangan sampai ada masyarakat yang golput dalam Pemilu yang digelar serentak 17 April tersebut.

"Tidak boleh, golput dalam agama tidak boleh. karena bagaimana pun negara ini harus punya pemimpin, golput itu haram," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement