REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan musim kemarau pada tahun ini, khususnya di wilayah Jawa Barat, akan berlangsung sejak April 2019 mendatang. Adapun saat ini puncak musim hujan diketahui sedang berlangsung. Hal itu disampaikan Kepala BMKG Bandung, Tony Agus Wijaya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan, musim kemarau itu diperkirakan terjadi pada awal hingga pertengahan April mendatang. Perubahan musim dipengaruhi oleh peralihan angin baratan (Monsun Asia) menjadi angin timuran (Monsun Australia).
"Peralihan angin monsun dimulai di (kepulauan) Nusa Tenggara pada Maret, selanjutnya bergerak ke Bali dan Jawa pada April 2019," papar Tony Agus Wijaya kepada Republika.co.id, Ahad (24/3).
Peralihan angin monsun kemudian berlanjut ke Pulau Kalimantan dan Pulau Sulawesi Untuk selanjutnya, angin itu akan mendominasi Indonesia sepanjang bulan Juni hingga Agustus 2019.
Pihaknya mengingatkan musim kemarau kemungkinan akan terjadi lebih awal di sebagian wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat serta sebagian Pulau Sumatera.
"Puncak musim kemarau 2019 akan terjadi sepanjang Agustus hingga September," kata dia.
Tony memgimbau masyarakat supaya waspada terhadap dampak musim kemarau. Apalagi, daerah-daerah yang rentan mengalami kekeringan, kebakaran lahan dan hutan serta kerap mengalami krisis ketersediaan air bersih. Hingga saat ini, potensi hujan tinggi masih akan terjadi di wilayah Jawa Barat.