Ahad 24 Mar 2019 17:52 WIB

Jawa Barat Tawarkan Tiga Cara Syariah Atasi 'Lintah Darat'

Pemprov Jawa Barat menginginkan masyarakat tidak terjebak rentenir alias lintah darat

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Hasanul Rizqa
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil
Foto: Republika/Edi Yusuf
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Praktik-praktik rentenir diakui masih cukup marak di tengah masyarakat saat ini. Untuk itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat menghadirkan sektor jasa keuangan yang dapat memberikan pinjaman ringan bagi warga.

Setidak-tidaknya, ada tiga instrumen jasa keuangan syariah yang dapat dimanfaatkan masyarakat, yakni Bank Wakaf Mikro, Kredit Mesra, dan bank syariah. Hal itu disampaikan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Kang Emil).

Baca Juga

Ada banyak cara untuk mendapatkan kredit tanpa harus pergi kepada rentenir. Namun, menurut dia, masyarakat belum cukup kompak untuk menghindari rentenir. Hal itulah yang menjadi peluang bagi para "lintah darat" untuk menjalankan praktik-praktik dengan bunga yang mencekik.

"Ibu-ibu di Garut khususnya banyak yang terkena rentenir. Padahal, banyak cara (untuk dapat kredit). Oleh karena itu, selama lima tahun umat Islam di Jawa Barat harus kompak, hanya itu masalahnya, kurang kompak," papar Gubernur Ridwan Kamil saat menghadiri sosialisasi Literasi Keuangan Syariah di Masjid Agung Garut, Kabupaten Garut, Sabtu (23/3). Acara itu digelar oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) RI.

Di Jawa Barat, lanjut Kang Emil, masyarakat yang memerlukan pinjaman cukup datang ke masjid-masjid. Sebab, di sanalah terdapat Bank Wakaf Mikro. Di luar itu, masih ada bank-bank syariah. "Insya Allah ekonomi maju umatnya juga makin maju. Tinggal mau apa tidak, bersatu atau tidak, ukhuwah Islamiyah harusnya kuat," kata dia.

Saat ini, transaksi keuangan syariah di Jawa Barat baru mencapai sekitar delapan persen. Menurut Kang Emil, semestinya persentase tersebut sudah di atas 90 persen.

Sebab, di provinsi ini terdapat banyak orang Islam. Apalagi, jumlah masjid di Jawa Barat terbilang besar, yakni lebih dari 100 ribu unit. Itu belum ditambah jumlah pondok pesantren yang lebih dari 11 ribu unit. Dengan demikian, ada potensi besar dalam hal pemanfaatan sektor keuangan syariah di Jawa Barat.

"Nah, sekarang ada program Bank Wakaf Mikro. Dipinjami Rp 1 juta dibayar cuman Rp 26 ribu tiap minggu, 'kan tidak repot. Atau pinjam Rp 3 juta, bayarnya Rp 70 ribu setiap minggu," papar Kang Emil.

Ada pula Kredit Mesra. Dia menjelaskan, program ini akan dituntaskan pada tahun ini. Dengan begitu, warga Jawa Barat yang ingin mendapatkan kredit cukup datang ke masjid. Kemudian, warga tersebut dapat meminta surat rekomendasi dari ketua dewan kemakmuran masjid (DKM) setempat, sehingga pinjaman yang diperolehnya tanpa bunga dan tanpa agunan.

Di tempat yang sama, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menuturkan, Bank Wakaf Mikro bisa menjadi solusi bagi masyarakat yang ingin mendapat kredit. Karena itu, para warga tidak perlu datang kepada rentenir.

Program kredit ini bisa meliputi tiga ribu orang peminjam dalam skala pinjaman kecil, serta akan ada pembinaan bagi para peminjam wirausaha.

"Kita punya program -- (masyarakat) enggak usah ke renternir. Bank Wakaf Nikro kita bisa dirikan di masjid ini (Masjid Agung Garut). Bunganya hanya tiga persen setahun, tanpa jaminan dan syarat macam-macam," papar Wimboh.

Dia menjelaskan, sosialiasi literasi keuangan Syariah menjadi bagian dari upaya OJK dalam mendorong masyarakat untuk memanfaatkan sektor jasa keuangan syariah.

Selain itu, masyarakat juga diharapkan dapat memahami pelbagai risiko yang mungkin, di luar manfaat jasa keuangan. "Jangan sampai ada yang kena tipu investasi bodong, apalagi jangan sampai kena renternir," kata Wimboh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement