Sabtu 23 Mar 2019 21:18 WIB

BPIP: Pancasila Itu Ideologi yang Mempersatukan Bangsa

Pancasila dinilai sebagai pijakan utama dalam semua aspek bermasyarakat

Rep: Erik Purnama Putra/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Direktur BPIP Aris Heru Utomo
Foto: ERIK PURNAMA PUTRA/REPUBLIKA
Direktur BPIP Aris Heru Utomo

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Direktur Sosialisasi Komunikasi dan Jaringan, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Aris Heru Utomo mengatakan, sebagai sebuah dasar negara, Pancasila merupakan pijakan paling utama dalam semua aspek kehidupan bermasyarakat. Terjaganya persatuan bangsa Indonesia, kata dia, hanya bisa terwujud selama Pancasila masih menjadi landasannya. 

"Pancasila menjadi kesadaran filsafat hukum dan sumber kesadaran berbangsa dan bernegara, Pancasila itu ideologi yang mempersatukan,” kata Aris saat menjadi narasumber kegiatan sosialisasi Pancasila di Serpong, Tangerang, Jumat (22/3).

Baca Juga

Dalam siaran pers, Sabtu (23/3), Aris menjelaskan tentang Pancasila di hadapan sekitar 200 peserta dari perwakilan tokoh-tokoh agama dan masyarakat, pengurus gerakan mahasiswa, dan relawan di Tangerang. Para peserta terlihat sangat antusias mengikuti kegiatan sosialisasi seperti tampak dari banyaknya pertanyaan yang diajukannya bersama dosen STF Driyakarya Karlina Supelli.

“Di tengah era keterbukaan informasi seperti saat ini, bahaya radikalisme dan perpecahan terus mengintai generasi muda Indonesia. Minimnya pemahaman terhadap Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara, membuat generasi muda rentan dipecah belah,” kata Aris yang sebelumnya berkarier di Kementerian Luar Negeri ini.

Anggota Komisi II DPR Irjen Pol (Purn) Eddy Eddy Kusuma Wijaya menyambut baik kerjasama antara BPIP dan DPR dalam melakukan sosialisasi mutiara Pancasila dan semangat gotong royong di berbagai daerah. Hal ini mengingat bahwa sejak reformasi tahun 1998-2018 atau sejak 20 tahun tidak ada lagi kegiatan pelembagaan Pancasila. 

"Akibatnya terjadi pelemahan institusionalisasi nilai-nilai Pancasila dalam kelembagaan sosial politik, ekonomi dan budaya yang pada akhirnya menjadikan suatu kendala tersendiri," kata Eddy. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement